Suku Bunga Tinggi, Belanja Rumah Tangga Ngerem

- Rabu, 27 November 2019 | 09:55 WIB
Suasana aktivitas di area bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (17/10/2019).( ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/wsj).
Suasana aktivitas di area bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (17/10/2019).( ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/wsj).

Kinerja perekonomian Indonesia diperkirakan masih akan mengalami perlambatan di sisa tahun 2019. Hal itu dipicu oleh pertumbuhan investasi dan konsumsi rumah tangga yang melambat di kuartal ketiga.

Chief Economist PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) Adrian Panggabean menegaskan, tahun ini pelaku usaha menunda keputusan bisnis karena bayangan ketidakpastian, baik yang muncul dari sisi global maupun domestik. 

"Sejalan dengan menurunnya permintaan dan adanya kendala likuiditas, pertumbuhan kredit juga berangsur melambat," katanya dalam keteranganya, Rabu (27/11).

Selain itu, lanjut ia, pelemahan harga komoditas dan tingginya suku bunga pada paruh pertama tahun 2019, juga telah menyebabkan rumah tangga mengerem belanjanya. 

"Pada kuartal ketiga tahun ini, dengan mengoreksi faktor musiman, laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga antar kuartal bahkan telah mencapai angka terendah dalam sembilan tahun terakhir," katanya.

Ia memperkirakan, dengan berbagai sentime serta faktor dan prospek berlanjutnya perlambatan di kuartal keempat, perekonomian Indonesia hanya akan bertumbuh maksimum 5 persen di tahun 2019. 

Namun, dengan dukunngan investasi asing, kurs rupiah terus mengalami perbaikan. Setelah mendekati level Rp15.000 per dolar AS di awal tahun, kini berangsur menguat ke arah Rp14.000 per dolar AS.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan, pihaknya telah menyiapkan berbagai strategi agar ekonomi dalam negeri bisa tumbuh antara 5,3 persen sampai 5,6 persen di tahun 2020.

 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X