Prof Syaikh Omar Meninggal, UAS Ceritakan Kenangan Disertasi: Titik Pun Dipermasalahkannya

- Minggu, 10 Mei 2020 | 14:56 WIB
Foto-foto kebersamaan UAS dengan Profesor Syaikh Omar. (Instagram/Ustadzabdulsomadofficial)
Foto-foto kebersamaan UAS dengan Profesor Syaikh Omar. (Instagram/Ustadzabdulsomadofficial)

Ustaz Abdul Somad (UAS) punya hubungan yang cukup dekat dengan Profesor Syaikh Omar al-Ma'ruf Ali, Guru Besar Hadits Universitas Islam Oumdurman, Sudan. UAS adalah mahasiswa sang profesor kala menempuh pendidikan S3 di kampus tersebut.

Minggu pagi (10/5/2020), Profesor Syaikh Omar al-Ma'ruf Ali meninggal dunia. UAS mendapat kabar itu dari anak sang profesor tengah malam tadi. 

UAS pun menceritakan kenangannya bersama Profesor Syaikh Omar, salah satunya ketika ia sedang menggarap disertasi. UAS bilang, almarhum termasuk orang yang teliti dalam membaca tulisan. Bahkan perkara tanda baca dalan disertasinya pun juga dipermasalahkan.

"Syaikh Omar nanya macam-macam. Belum apa-apa, udah seperti sidang aja. Terasa betul bodoh saya di hadapan Syaikh Omar. Pulang ke rumah, terasa mual, karena coretannya banyak sekali. Mata Syaikh Omar sangat tajam, titik pun dia permasalahkan," tulis UAS pada unggahan foto kebersamaannya dengan sang guru di Instagram.

Tak cuma teliti, sang pembimbing disertasi juga orang yang idealis. Profesor Syaikh Omar tidak mau menerima 'gratifikasi'.

"Pas dikasi oleh-oleh dari Indonesia, dia jawab ketus, 'Kami tidak menerima hadiah sebelum sidang!'," kenang UAS.

Setelah lulus dan meraih gelar doktor, UAS tetap berhubungan dengan Profesor Syaikh Omar. Ia juga pernah diajak ke kampung sang guru, dijamu dengan hidangan lezat dan diajak jalan-jalan berkeliling Kota Khartoum dan Oumdurman.

"Syaikh Omar membawa saya ke kampungnya. Ia perkenalkan ke keluarganya. Ia potongkan kambing. Ia suapkan ke mulut saya. Ia bawa ziarah ke makam buyutnya di bukit Syaikh Thayyib, murid Syaikh Muhammad Samman al-Madani. Dia bawa saya berkeliling kota Khartoum dan Oumdurman. Menunjukkan tempat-tempat para wali Allah dan tempat bersejarah," tulis UAS.

Walau terpisah oleh jarak, UAS terus menjalin kontak dengan Profesor Syaikh Omar. Mereka kerap berbalas pesan melalui WhatsApp, sekadar menanyakan kabar masing-masing.

"Salah satu pesannya, 'Terima kasih atas cenderamata yang engkau titipkan, ananda Abdul Somad. Adapun uang yang engkau selipkan, sudah habis ku bagi-bagikan kepada faqir miskin'," kata UAS dalam tulisannya.

Setelah beberapa pekan tak berkirim pesan, Profesor Syaikh Omar dikabarkan sakit. Namun UAS terus mencoba menghubunginya melalui anaknya, Mu'ayyad. Hingga puncaknya, UAS mendapat kabar bahwa sang guru telah berpulang.

"Tengah malam tadi, Mu'ayyad berkirim voice singkat, 'Syaikh Omar sudah mendahului Kita. Selamat jalan Syaikhna. Engkau sudah lepas dari penjara dunia. Semoga kami bisa menapaki jalan keikhlasan yang pernah engkau ajarkan pada kami," tutup UAS dalam catatannya.

https://www.instagram.com/p/B__11gSJ1-q/?utm_source=ig_web_copy_link

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X