Harga Bawang Putih Melambung, Benarkah Karena Virus Korona?

- Selasa, 11 Februari 2020 | 18:39 WIB
Ilustrasi bawang putih yang harganya melambung (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)
Ilustrasi bawang putih yang harganya melambung (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)

Tingginya harga bawang putih di pasaran yang mencapai Rp60 ribu per kilogram mendapat perhatian Anggota DPR komisi IV, Andi Akmal Pasluddin. Ia mengaku heran kenapa begitu cepat harga bawang putih naik, hanya akibat isu penghentian impor dari Tiongkok untuk mencegah virus korona.

"Tahun lalu kan kita sudah impor bawang putih cukup besar, dan ini mestinya masih ada 133 ribu ton bawang putih yang tersebar di gudang-gudang pedagang. Mestinya janganlah menahan-nahan stock ini demi mengerek harga dengan isu menakutkan korona," ujar Akmal saat dikonfirmasi Indozone di Jakarta, Selasa (11/2/2020). 

Ia menyebut tidak sewajarnya bawang putih ini naik dengan alasan virus korona. Penghentian impor bawang putih dari Tiongkok saat ini sudah sangat tepat. Tapi menurutnya, tidak wajar harga bawang putih yang biasanya rata-rata Rp20 ribu per kilogram, kini harganya bisa mencapai Rp68 ribu per kilogram. 

Sebagaimana diketahui, pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) pada hari Minggu (9/2/2020), merilis data harga bawang putih di Provinsi DKI Jakarta sudah mencapai Rp68.350 per kilogram, di Kalimantan Timur mencapai Rp59 ribu kilogram, dan di Yogyakarta mencapai Rp58.750 per kilogram.

Andi pun menyoroti sisa impor tahun 2019 yang mestinya masih ada sekitar 133.000 ton bawang putih hingga Maret tahun ini. Ia pun meminta agar Pemerintah turun tangan dan menghukum pedagang nakal dan mencabut izinnya jika masih bermain-main dengan harga bawang putih. 

"Perekonomian kita ini sudah sangat rapuh. Banyak ujian bagi rakyat kita mulai dari pertumbuhan ekonomi nasional yang minim, iklim invetasi yang buruk, UMKM-UMKM banyak yang gulung tikar, dan segal bencana alam yang terjadi dimana-mana.  Jangan ada lagi segolongan orang yang mencoba membuat rakyat kita makin sengsara dengan mempermainkan harga komoditas yang dipakai masal," tuturnya.

Ia juga menekankan kepada Kementerian Pertanian, melalui Dirjen Hortikultura agar melakukan komunikasi dengan berbagai pihak termasuk aparat keamanan, sehingga stok bawang putih yang ditahan dapat ditelusuri. 

Akmal berpendapat, kelangkaan komoditas bawang putih ini sengaja diciptakan dengan mempermainkan supply dan demand.  Koordinasi dengan BULOG juga menurutnya penting dilakukan agar segera melakukan operasi pasar. Para importir dan para pedagang besar harus dipaksa melepas stoknya sehingga ada penurunan yang menjangkau daya beli masyarakat.

"Penghentian impor bawang putih ini seharusnya berdampak jangka panjang.  Jangka pendek mestinya tidak terpengaruh karena stok masih ada berdasar data resmi badan ketahanan pangan kementerian pertanian. Penjarakan saja para pedagang yang sengaja menimbun stok komoditas dengan tujuan menaikkan harga.  Karena aktivitas para spekulan model begini yang selama ini merusak tatanan bernegara kita," pungkasnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X