Perkara dugaan percobaan penculikan oleh sopir taksi daring berinisial MIS terhadap seorang karyawati berinisial T berakhir damai.
Keduanya sudah diperiksa dan dipertemukan oleh Sub Direktorat Kejahatan dan Kekerasan (Subdit Jatanras) Ditreskrimum Polda Metro Jaya, pada Selasa (11/2/2020).
Usai dilakukan pemeriksaan, penyidik kepolisian menemukan adanya kesalahpahaman antara sopir dengan pelapor. Keduanya juga sudah saling memafkan dan sepakat untuk berdamai.
"Saat ini saya dan driver sudah saling meminta maaf dan memaafkan atas kesalahpahaman yang terjadi. Maka dari itu saya memohon maaf kepada Muhamad Imam Sohibi dan keluarga dan pihak Grab atas keramaian yang terjadi," kata T di Gedung Subdit Jatanras Polda Metro Jaya, Selasa (12/2/2020).
T mengatakan bahwa dirinya akan mencabut laporan yang sempat dilayangkannya secepatnya. Dalam kesempatan tersebut, MIS juga menyatakan permintaan maafnya.
"Saya sebelumnya memohon maaf kepada pihak yang terlibat dari pihak Grab maupun pihak Polda Metro atau Mbaknya (T) juga atas kesalahpahaman semua ini, karena saya belum memahami aplikasi Grab kali ya," kata MIS.
Kasus ini bermula saat T memesan taksi online dengan dua tujuan yakni ke Darmawangsa di Jakarta Selatan, lalu ke ICE di Bumi Serpong Damai dengan titik penjemputan di Palmerah, Jakarta Barat.
Namun, taksi daring yang dikemudikan MIS masuk ke jalan tol yang mengarah ke BSD. Hal tersebut membuat T panik.
Ia kemudian menekan tombol darurat di aplikasi Grab yang terhubung ke call center dan memaksa sang driver untuk menurunkannya di pinggir jalan tol. T lalu menceritakan hal yang dialaminya di medsos dan viral.
