Ketika ditanya bagaimana seseorang bisa menjalin hubungan dengan kekasihnya? Sebagian orang orang akan menjawab jatuh cinta pada pandangan pertama. Tapi apakah kamu percaya dengan cinta pandangan pertama (Love At First Sight)?
Sebuah riset terbaru mengungkapkan bahwa cinta pandangan pertama tidaklah ada. Hal ini berdasarkan penelitian yang diterbitkan di jurnal Personal Relationship.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh University of Groningen membuktikan bahwa ada tiga sebab mengapa seseorang merasa bahwa dirinya jatuh cinta pada pandangan pertama, yakni karena jatuh cinta, ketertarikan fisik, dan berbagai ilusi.
Penelitian menunjukkan bahwa saat seseorang bertemu dengan orang yang disukainya, tentu dia akan tertarik. Dan setelah menjalin hubungan, dia akan merasa bahwa pertemuan pertama itu akan terasa jauh lebih istimewa.
Riset yang sama juga menunjukkan bahwa satu diantara tiga orang merasakan hal yang sama. Peneliti kemudian melibatkan 396 orang responden yang 62 persennya adalah wanita dengan rata-rata usia 24 tahun.
Para responden tersebut diminta untuk memilih gambar mana yang sesuai dengan kriteria pasangannya. Mereka kemudian diminta untuk melakukan tiga kencan kilat selama 90 menit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 30% responden yang melakukan kencan kilat, merasakan ketertarikan fisik dan sisanya sama sekali tidak merasakan jatuh cinta pada pandangan pertama.
"Ketertarikan fisik adalah hal utama untuk melaporkan seseorang merasakan LAFS,' ujar para peneliti.
Dari penelitian yang telah dilakukan, para peneliti menyimpulkan bahwa cinta pada pandangan pertama bukanlah sesuatu yang berbeda dari jenis cinta pada umumnya. Cinta pada pandangan pertama menurut peneliti tidaklah ada dan hanya ada di cerita dongeng.
