Dibanjiri Impor Buah China, Neraca Perdagangan Defisit Rp18 Triliun

- Senin, 16 Desember 2019 | 17:34 WIB
Kepala BPS Suhariyanto (Indozone/Sigit Nugroho).
Kepala BPS Suhariyanto (Indozone/Sigit Nugroho).

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pada November 2019, ekspor turun 6,17 persen menjadi USD14,01 miliar, dari bulan sebelumnya sebesar USD14,93 miliar. Hal ini membuat neraca perdagangan RI defisit USD1,33 miliar atau setara Rp18,63 triliun pada November 2019. Posisi itu berbanding terbalik dari September lalu, yang surplus USD161 juta.

Nilai impor Indonesia juga mencapai USD15,34 miliar pada November 2019, atau atau naik 3,94 persen dibanding Oktober lalu. Namun, nilai tersebut turun 9,24 persen jika dibandingkan November 2018.

Data BPS mengungkapkan ada tiga negara impor terbesar pada November 2019, antara lain China, Jepang, dan Thailand. Impor buah-buahan dari China tercatat USD134,42 juta pada bulan lalu.

Realisasi itu naik dibandingkan dengan Oktober 2019 yang hanya USS90,34 juta. Angkanya pun naik ketimbang November 2018 sebesar USD64,17 juta.

"Beberapa jenis konsumsi yang naik pada November 2019, antara lain buah-buahan, apel, jeruk dari China. Itu yang mengakibatkan barang konsumsi naik," ujar Kepala BPS, Suhariyanto, di Jakarta, Senin (16/12). 

Kemudian impor mesin dan peralatan mekanis dari China dilaporkan jumlahnya mencapai USD1 miliar, mesin dan perlengkapan elektronik USS908 juta, serta besi dan baja USD188,47 juta.

Sementara itu, barang impor dari Jepang banyak masuk berupa mesin dan peralatan mekanis dengan nilai USD319,7 juta, kendaraan dan bagiannya USD188,19 juta, serta besi dan baja sebesar USD159,82 juta.

Kemudian, impor mesin dan peralatan mekanis pada November 2019 sebesar USD137,95 juta, kendaraan dan bagiannya sebesar USD136,75 juta, serta gula dan kembang gula sebesar USS50,18 juta.

Artikel Menarik Lainnya

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X