Kualitas Udara di Jabodetabek Tak Layak Dihirup Setiap Jamnya, Bekasi Paling Parah

- Rabu, 14 Juni 2023 | 04:13 WIB
Ilustrasi polusi udara di Jabodetabek. (Freepik).
Ilustrasi polusi udara di Jabodetabek. (Freepik).

Wilayah Jabodetabek sekali lagi terhimpit oleh polusi udara yang mengkhawatirkan. Tangerang, Tangsel, dan Depok merupakan daerah yang paling terdampak, dengan tingkat PM2.5 yang melebihi anjuran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebanyak 20 kali lipat, mencapai 5 ug/m3.

Melalui akun Twitter @nafasidn, disampaikan bahwa beberapa wilayah di Indonesia mengalami penurunan kualitas udara yang sangat buruk dalam beberapa hari terakhir. Dari lima wilayah Jakarta, Jakarta Timur paling tertinggi angkanya pada 12 Juni dan 13 Juni, dilanjutkan Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, dan terakhir Jakarta Pusat.

Namun dari kelima wilayah di Jakarta, angka tertinggi untuk polusi udara aa di Bekasi, Tangerang Selatan, Bogor, di tiga teratas, sementara Tangerang dan Depok berada di peringkat 5 dan 7.

Baca Juga: Polusi Udara Ditemukan di Paru-paru dan Otak Bayi yang Belum Lahir, Kok Bisa?

Surabaya dan Bandung tergolong dalam kategori polusi tinggi, sementara Yogyakarta dan Semarang masuk ke dalam kategori tidak sehat untuk kelompok sensitif, seperti lansia, ibu hamil, dan bayi, yang rentan terkena penyakit akibat paparan udara yang kotor.

Kota Malang, Bali, dan Pulau Seribu mengalami penurunan kualitas udara yang tergolong dalam kategori sedang. Sementara itu, Belitung menjadi satu-satunya pulau yang masih mempertahankan tingkat PM2.5 terendah.

Akun tersebut juga menjelaskan bahwa kualitas udara di kota-kota seperti Bekasi, Tangerang Selatan, Bogor, Surabaya, dan Gresik sangat buruk. Situasi ini menjadi perhatian serius karena dampak negatifnya terhadap kesehatan masyarakat setempat.

Polusi udara di Jakarta disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, kendaraan bermotor menjadi salah satu sumber utama polusi udara di kota ini. Jumlah kendaraan yang sangat tinggi dan kondisi lalu lintas yang padat menyebabkan emisi gas buang dari kendaraan mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. 

Partikel-partikel halus seperti PM2.5 yang dihasilkan dari emisi kendaraan dapat berdampak buruk pada kesehatan manusia saat dihirup dalam jangka waktu yang panjang.

Selain itu, industri juga berperan dalam menyumbang polusi udara di Jakarta. Pabrik-pabrik dan fasilitas industri yang tersebar di kawasan ini menghasilkan emisi berbahaya, termasuk gas rumah kaca dan polutan udara lainnya. 

Penggunaan bahan bakar fosil dalam proses produksi dan kegiatan industri yang kurang ramah lingkungan merupakan penyebab utama polusi udara dari sektor industri.

Pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan harus bekerja sama dalam menyusun kebijakan yang bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, meningkatkan kualitas udara, dan melindungi kesehatan masyarakat.

Baca Juga: Kadis LH DKI Sebut Pencemaran Udara Tertinggi Terjadi di Jakarta Timur

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X