Dituduh Membunuh, Anak Mantan Diktator Muammar Gaddafi Dibebaskan dari Penjara Libya

- Senin, 6 September 2021 | 11:30 WIB
Saadi Gaddafi, putra mantan pemimpin Muammar Gaddafi. (Foto/Antara/Reuters)
Saadi Gaddafi, putra mantan pemimpin Muammar Gaddafi. (Foto/Antara/Reuters)

Saadi Gaddafi putra mantan pemimpin Muammar Gaddafi yang terbunuh saat penggulingan selama pemberontakan 2011, dibebaskan oleh otoritas Libya.

Berita pembebasan Saadi Gaddafi ini menurut sumber resmi Libya dan sumber pemerintah persatuan, Minggu (5/9/2021).

Saadi Gaddafi melarikan diri ke Niger selama pemberontakan yang didukung oleh NATO, namun ia diekstradisi ke Libya pada 2014 dan sejak saat itu mendekam di penjara Tripoli.

Saadi Gaddafi langsung berangkat menuju Istanbul dengan menggunakan pesawat, menurut sumber resmi.

Libya mengalami kekacauan, perpecahan dan kekerasan selama satu dekade pascapemberontakan.

-
Saadi Gaddafi saat bermain di Perugia klub Serie A Italia. (Ist)

 

Menurut Reuters, Pemerintah Persatuan Nasional (GNU) dilantik pada Maret sebagai bagian dari upaya perdamaian yang juga dimaksudkan untuk menggelar rencana pemilu pada Desember.

Pembebasan Saadi Gaddafi merupakan 'buah' dari perundingan yang melibatkan tokoh suku senior dan Perdana Menteri Abdulhamid Dbeibeh, menurut sumber resmi.

Sumber lainnya menyebutkan bahwa perundingan itu juga menyertakan mantan Menteri Dalam Negeri Fathi Bashagha.

Pada 2018 kementerian kehakiman mengatakan Saadi Gaddafi dinyatakan tidak bersalah atas "pembunuhan, penipuan, ancaman, perbudakan dan pencemaran nama baik mantan pemain sepak bola Bashir Rayani."

Surat kabar New York Times pada Juli mengatakan telah mewawancarai saudara Saadi, Saif al-Islam Gaddafi, yang ditahan selama bertahun-tahun di Kota Zintan lantaran pendukungnya mengindikasikan bahwa ia akan mencalonkan diri dalam pemilu presiden yang rencananya akan digelar pada Desember.

Tapi Al-Saadi Gaddafi, anak ketiga Muammar, ingin memilih jalan hidup yang berbeda. Dia memiliki minat dan passion yang kuat di olahraga khususnya sepakbola. Dia memulai karier profesionalnya pada 2000 di usia yang sudah menginjak 27 tahun. Waktu yang cukup telat bagi seseorang yang ingin berkarier secara serius di dunia sepakbola.

Al-Ahly Tripoli menjadi tim pertamanya. Di sana, ia didapuk menjadi kapten tim. Saadi juga adalah seorang kapten untuk timnas Libya medio 2000an. Mungkin penunjukkan itu lebih karena status dia sebagai anak dari politisi paling kontroversial di Libya.

Saadi begitu jatuh cinta dengan sepakbola Italia dan merupakan seorang Juventini. Dia bahkan membujuk sang ayah untuk membeli saham minoritas Juventus pada 2002. Dengan alasan kecintaannya tersebut, Saadi tentu saja bercita-cita bermain di Serie A suatu saat nanti.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X