Formula 1, Konser Justin Bieber, dan Upaya Arab Saudi Keluar dari Konservatisme

- Senin, 6 Desember 2021 | 20:39 WIB
Formula 1 Arab Saudi (REUTERS/Hamad I Mohammed)
Formula 1 Arab Saudi (REUTERS/Hamad I Mohammed)

Pada Minggu, 5 Desember 2021 malam, ribuan orang, mulai dari warga lokal hingga mancanegara memadati Corniche, kawasan resor pantai sepanjang 30 kilometer yang berada di Jeddah, Arab Saudi.

Ini pertama kalinya dalam sejarah Saudi, ribuan orang dari berbagai negara berkumpul di satu tempat bukan untuk beribadah, melainkan untuk menyaksikan perhelatan balapan bergengsi sejagat raya, Formula 1 (F1).

Pada 2020 lalu, negara Raja Salman itu menawarkan diri untuk menggelar balapan F1. Banyak pihak yang pesimis terhadap Saudi, mengingat hingga Maret 2021, sirkuit yang direncanakan untuk F1 tak kunjung terlihat penampakannya.

-
Putra Mahkota Mohamad bin Salman di F1 Arab Saudi (REUTERS/Hamad I Mohammed)

Namun pada akhirnya, Saudi berhasil menggelar F1 sesuai waktu yang dijadwalkan. Suara mesin jet darat itu menggelora selama beberapa hari di Jeddah, kota yang hanya berjarak 45 menit dengan kota suci umat Islam, Mekkah.

F1 dengan nama Saudi Arabian Grand Prix (GP) itu menjadi seri kedua terakhir F1 di musim 2021 dan ditutup dengan kemenangan pembalap Inggris, Lewis Hamilton.

Konser Justin Bieber

-
Konser Justin Bieber di Jeddah (AP Photo)

Setelah gelaran F1 selesai, belum kosong kerumunan di sirkuit Corniche, ribuan anak muda Saudi sudah memadati panggung pertunjukan nan megah yang berlokasi tak jauh dari Paddock sirkuit.

Rupanya, kesuksesan gelaran F1 perdana bagi Saudi itu dirayakan dengan pertunjukan konser. Bintang pop asal Kanada, Justin Bieber menjadi raja panggung pada malam itu.

Ribuan anak muda Saudi yang menonton konser itu hanyut dalam keriuhan. Mereka berlompat-lompat beriringan dengan dentuman musik, berteriak, dan bernyanyi bersama sang idola.

Malam itu, anak muda tampak bebas. Pakaian yang dikenakan tak seperti sedang berada di Saudi. Banyak anak laki-laki berseluar pendek nampak lutut lengkap dengan sepatu sneakers dan tak sedikit juga terlihat anak perempuan tak berhijab meski pakaian yang dikenakannya panjang.

Saudi tampak begitu modern, sangat barat. Rasanya, rada janggal jika melihat ada sosok bersorban dan berjubah putih di tengah-tengah kerumunan tersebut. Padahal itu pakaian kebangsaan mereka.

Upaya Saudi keluar dari konservatisme

-
Kawasan Corniche di Jeddah (REUTERS)

Selama ini, Saudi dikenal sebagai negara yang paling konservatif di dunia. Berbagai aturan dan larangan dibuat atas dasar paradigma-paradigma tradisional yang dianggap "berdosa" jika dilakukan.

Namun dalam beberapa tahun terakhir ini, Saudi berupaya keras memperkenalkan diri menjadi sosok negara yang baru: lebih terbuka.

Saudi sedang berusaha menghilangkan pandangan internasional yang melihat negara itu sebagai sebuah negara yang kuno dan terbelakang. Padahal soal ekonomi, apapun bisa dimiliki Saudi.

Pada 2016 silam, Putra Mahkota Mohammad bin Salman mengejutkan dunia internasional. Dia memperkenalkan sebuah gagasan visi yang menjadi mimpi Saudi beberapa tahun ke depan. Gagasan itu bernama "Visi Saudi 2030".

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X