Dekret Baru Taliban di Afghanistan: Perempuan Tidak Boleh Dipaksa Menikah

- Sabtu, 4 Desember 2021 | 08:33 WIB
Seorang siswi di Afghanistan (REUTERS/Ahmad Masood)
Seorang siswi di Afghanistan (REUTERS/Ahmad Masood)

Pemerintah Taliban Afghanistan mengeluarkan dekret baru mengenai hak-hak perempuan. Dekret itu menyebutkan perempuan tidak boleh dianggap sebagai "milik" dan harus dimintai persetujuan jika ada yang ingin menikahi mereka.

Namun, surat keputusan itu tidak membahas apakah perempuan mendapatkan pendidikan atau bekerja di luar rumah.

Dilansir Reuters, Sabtu (4/12/2021), Taliban terus mendapat tekanan internasional mengenai komitmen menjunjung hak-hak perempuan, sejak berkuasa pada 15 Agustus.

"Perempuan bukan properti, melainkan manusia yang mulia dan memiliki kebebasan; tidak ada yang boleh menyerahkan mereka kepada siapa pun sebagai imbalan untuk perdamaian... atau penghentian permusuhan," demikian bunyi dekret itu, yang dikeluarkan oleh juru bicara Taliban, Zabillah Muhajid.

Dekret itu menetapkan perempuan tidak boleh dipaksa menikah dan janda harus mendapat bagian properti peninggalan almarhum suaminya.

Dekret juga menyebutkan bahwa pengadilan harus mempertimbangkan aturan ketika membuat keputusan dan kementerian agama serta kementerian informasi harus menjunjung hak-hak perempuan tersebut.

Namun, ketetapan pemerintah Taliban itu tidak menyinggung soal perempuan boleh bekerja atau memasuki fasilitas-fasilitas selain rumahnya.

Dekret juga tidak menyebutkan hak perempuan untuk mendapatkan pendidikan. Masalah itu selama ini menjadi kekhawatiran utama masyarakat internasional.

Taliban mengatakan pihaknya sudah berubah dan bahwa sekolah menengah atas untuk perempuan di beberapa provinsi sudah diperbolehkan beroperasi.

Kendati demikian, banyak kalangan pembela hak perempuan masih meragukan keseriusan niat Taliban itu.

Pada masa berkuasa dari 1996 hingga 2001, Taliban melarang para perempuan meninggalkan rumah tanpa didampingi pria kerabat masing-masing dan jika tanpa mengenakan burkak.

Selama masa itu, Taliban juga tidak membolehkan anak-anak perempuan mendapat pendidikan.

Afghanistan saat ini mengalami krisis karena dana miliaran di bank telah dibekukan sebagai bagian dari sanksi, sejak Taliban mengambil alih.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Zega

Tags

Rekomendasi

Terkini

X