Pemerintah yakin Indonesia bisa keluar dari jebakan pendapatan menengah (middle income trap), dan keluar menjadi negara maju karena memiliki potensi yang bisa digali dari dalam negeri.
Presiden Joko Widodo menegaskan, sumber daya alam yang sangat besar, bisa pakai untuk memicu industrialisi. Selain itu, Indonesia memiliki sebuah pasar besar, baik dari sisi jumlah penduduk maupun daya belinya.
Namun, lanjut ia, untuk keluar dari jebakan tersebut, adalah sinergis antara kementerian, tidak sektoral, tidak terkotak-kotak, dan fokus pada titik yang ingin dicapai.
"Masyarakat yang berpendapatan menengah sekarang ini naik sangat drastis sekali di negara kita Indonesia,” kata Jokowi.
Indonesia sekarang ini berada pada ranking yang patut dilihat dari GDP nominal, yaitu pada ranking ke 15-16 dunia. Dan apabila dihitung dari GDP PPP (purchasing power parity), Indonesia berada pada ranking 7 di dunia.
Jokowi menegaskan, dengan catatan tersebut, kekuatan ekonomi Indonesia, patut diperhitungkan karena daya beli masyarakat kita yang terus meningkat.
"Tetapi kunci utama dari lompatan yang ingin diraih, adalah tetap ada di sumber daya manusia, pembangunan sumber daya manusia (SDM). Apalagi bonus demografi kita saat ini antara 2015-2035, sehingga benar-benar harus menjadi fokus dan konsentrasi kita semuanya," katanya.
Artikel Menarik Lainnya:
Menaikkan Iuran BPJS Kesehatan Bukan Solusi Jitu Tutup Defisit
Ternyata Ini Sebab Pinjaman Online Ilegal Sulit Diberantas
Iuran BPJS Diprotes, Jokowi Perintahkan Para Menteri Lakukan Ini