Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I di Luar Dugaan, BI: Imbas PSBB

- Rabu, 6 Mei 2020 | 10:52 WIB
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. (INDOZONE/Sigit Nugroho)
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. (INDOZONE/Sigit Nugroho)

Bank Indonesia (BI) mengakui, pertumbuhan ekonomi Indonesia di Kuartal I-2020 sebesar 2,97%. Imbas dari rendahnya pertumbuhan ekonomi Kuartal I-2020 ini, membuat pertumbuhan ekonomi secara tahunan (Year on Year) hanya mampu tumbuh 2,3% dan berada di bawah ekspektasi. Padahal BI sebelumnya memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh 4,4%.

Gubernur BI Perry Warjiyo sendiri mengaku cukup kaget terhadap kontraksi yang cukup dalam terhadap perekonomian Indonesia. Ia mengungkap, hal ini terjadi sebagai imbas dari dilaksanakannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

"Perkiraan kami semula konsumsi masih tumbuh 4,4%, padahal biasa tumbuh 4,9% dan bahkan di atas 5%. Ternyata dari catatan BPS, konsumsi masyarakat sudah pertumbuhannya tidak setinggi kami perkirakan hanya 2,8%. Demikian juga investasi total yang semula kami perkirakan 2,4%, namun data BPS hanya 1,7%. Jadi artinya bahwa memang social distancing dan WFH pengaruhi pendapatan dan konsumsi masyarakat dan investasi dunia usaha," ujar Perry Warjiyo dalam video conference hari ini, Rabu (6/5/2020).

Menurutnya PSBB yang memengaruhi pergerakan manusia, mulai berimbas terhadap seluruh sektor, tak hanya investasi saja, ekspor dan impor juga melambat.

"Dampak dari penanganan Covid-19 mulai memengaruhi berbagai kegiatan ekonomi. Konsumsi, investasi, ekspor-impor. Semula kami perkirakan Maret belum kena," tuturnya.

-
Ilustrasi.(freepik)

Dengan realisasi kuartal I-2020 yang jauh di bawah perkiraan, Perry mengakui bahwa proyeksi pertumbuhan ekonomi sepanjang 2020 akan berubah. Ada kemungkinan pertumbuhan ekonomi tahun ini di bawah 2,3%.

Perry sendiri memperkirakan, ekonomi kuartal II-2020 akan tumbuh 0,4%, kuartal II-2020 tumbuh 1,2%, dan kuartal IV-2020 akan tumbuh 3,1%.

"Keseluruhan tahun lebih rendah dari 2,3%," ujar Perry.

Meski demikian, dengan realita pertumbuhan ekonomi Indonesia yang hanya tumbuh 2,97% saja, hal itu menurut Perry sudah sangat baik. Sebab, dalam kondisi saat ini, banyak negara yang kurang beruntung karena mengalami kontraksi atau pertumbuhan negatif.

Perry mencontohkan pertumbuhan Tiongkok di triwulan IV-2019, tumbuh 6%, namun di triwulan I-2020 negatif 6,8%. Kemudian Amerika Serikat dari positif 2,3%, menjadi 0,3%. Eropa, Euro Area, dari 1% menjadi minus 3,3%. Di Asia, Singapura dari 1% menjadi minus 2,2%, Korea Selatan semula 2,3% menjadi 1,3%.

"Pertumbuhan ekonomi 2,97% itu termasuk salah satu yang tertinggi, bukan yang tertinggi karena Vietnam 3,82%. Tetapi 2,97% itu Alhamdulillah, jauh lebih baik dari sebagian besar negara2 lain," pungkasnya.


Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X