Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, lockdown lanjutan bisa saja dilakukan di seluruh dunia. Mengingat, sejumlah negara mengalami kenaikan jumlah kasus corona, setelah kebijakan karantina dilonggarkan.
Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO, dr Michael Ryan mengatakan, lockdown total mungkin bisa menjadi satu-satunya pilihan yang harus dilakukan beberapa negara, karena angka kasus positif yang melonjak.
Sementara itu, Direktur Jenderal WHO, dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengungkapkan, lonjakan yang terjadi mengindikasikan bahwa penyebaran virus corona tidak terkendali dan bahkan bisa dibilang semakin memburuk.
"Jumlah kasus Covid-19 yang tercatat di negara-negara seluruh dunia bertambah dua kali lipat dalam rentang enam minggu," ungkap Tedros dalam konferensi pers pada Jumat (10/7/2020).
Dilansir dari Science Alrert, Ryan menuturkan bahwa dalam situasi seperti sekarang ini , sangat tidak mungkin bisa memberantas atau bahkan menghilangkan virus corona.
"Ada banyak lingkungan yang mengalami hal ini, seperti kepulauan dan tempat lainnya. Bahkan, risiko itu bisa muncul lagi (di masa depan)," jelasnya pada Minggu (12/7/2020).
"Pola yang lebih mengkhawatirkan adalah kelompok besar kasus dapat terjadi terkait dengan penyebaran superspread, peristiwa yang terjadi saat orang-orang berkerumun dalam jumlah besar," sambungnya.
Oleh sebab itu kata Ryan, setiap negara harus mampu menyelesaikan masalah atau pemicu-pemicu, yang bisa membuat gelombang kedua virus corona terjadi lagi.