Heboh Tagihan Listrik Bengkak, Kementerian ESDM: Tarif di Indonesia Paling Murah

- Kamis, 11 Juni 2020 | 21:16 WIB
Ilustrasi tagihan listrik (ANTARA)
Ilustrasi tagihan listrik (ANTARA)

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan perbandingan data tarif listrik antara Indonesia dengan beberapa negara lain, hasilnya di dalam negeri terbilang paling murah.

Direktur Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan, Hendra Iswahyudi, mengatakan bahwa sejak 2017 hingga saat ini, tagihan listrik yang ditetapkan pemerintah untuk ditagihkan PLN kepada masyarakat sebesar Rp1.467 per kWh.

Dia mengatakan, jika dibandingkan negara lain, khususnya negara-negara tetangga, besaran tarif untuk rumah tangga itu jauh lebih murah. Seperti Thailand setara Rp1.789, Filipina Rp2.424, dan Vietnam Rp1.581.

"Jadi supaya ini pembelajaran kita semua, bukan kami ingin membandingkan, tapi ini kan fair membandingkan kondisi kita dengan negara tetangga," kata Hendra dalam sebuah diskusi virtual di Jakarta, Kamis (11/6/2020).

Kemudian, jika dibandingkan dengan tarif industri besar, kata Hendra, tarifnya jauh lebih murah lagi. Pemerintah hanya mematok tarif untuk industri besar Rp997 per kWh, sedangkan Malaysia mencapai setara Rp1.018, dan Thailand Rp.1.017 per kWh.

"Ini lebih kompetitif, apalagi industri besar kita paling murah, Rp997 rupiah, Malaysia Rp1.018 dan Thailand Rp1.017. Jadi itu effort kita, tetap pemerintah tetap komit agar kompetitif, apalagi lebih efisien PLN lebih rendah lagi supaya produktifitas lebih rendah lagi," ujarnya.

Dia menambahkan, dengan besaran biaya tersebut, bahwa pemerintah masih memberikan subsidi kepada masyarakat. Pasalnya, pemerintah mematok tarif listrik tidak berubah sejak 2017, padahal tarif itu terus mengalami perubahan tiap bulannya.

Berdasarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 3 Tahun 2020, tarif listrik harus disesuaikan setiap tiga bulan sekali dengan mempertimbangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar, harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price, inflasi dan harga patokan batu bara.

"Jadi ini dengan edukasi ini kita perlu memahami, sebenarnya kita yang duduk di sini semua disubsidi, karena ini ditahan tarifnya. Sebetulnya sudah Rp1.500-an ke atas," tutur Hendra.

Sepekan terakhir ramai pembahasan soal tarif listrik yang membengkak dan tiba-tiba selama pandemi virus corona (Covid-19) yang dialami pelanggan PLN. Persoalan ini kian ramai diperbincangkan dan menjadi tanda tanya besar bagi publik.

Seperti yang dialami seorang pemilik bengkel las asal Malang, Teguh Wuryanto (56), mengeluhkan tagihan listrik miliknya naik signifikan hingga hampir mencapai 20 kali lipat.

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X