Negara Bergejolak, Mantan Presiden Prancis: Jangan Samakan Antara Teroris dengan Muslim

- Senin, 2 November 2020 | 19:38 WIB
Mantan Presiden Prancis Francois Hollande (REUTERS via ANTARA)
Mantan Presiden Prancis Francois Hollande (REUTERS via ANTARA)

Mantan Presiden Prancis Francois Hollande angkat bicara tentang kondisi yang kini menimpa negaranya.

Hollande mengatakan bahwa umat Islam tidak boleh disamakan dengan para teroris.

Hal ini disampaikan Hollande saat menanggapi serangan pisau mematikan yang menewaskan tiga orang di kota Nice.

"Para teroris Islamis ini ingin menciptakan perang antar agama," kata Hollande di televisi LCI, Jumat (30/10/2020) lalu. 

"Jangan samakan antara teroris ini dengan Muslim. Itu akan menjadi kesalahan yang akan menjerumuskan kita ke dalam konflik yang tidak ingin kita sentuh," sambungnya.

Hollande menyoroti serangkaian serangan yang terjadi di kota-kota Prancis Nice, Avignon dan Lyon serta Konsulat Prancis di Jeddah, Arab Saudi.

Dilansir dari Anadolu Agency, serangan di Nice dilakukan oleh Brahim Aouissaoui, seorang pria kelahiran Tunisia yang menikam dua wanita dan satu pria di Basilika Notre Dame de l'Assumption di Nice.

Salah satu wanita itu tewas setelah digorok di tenggorokannya. Polisi menangkap Aouissaoui pagi itu, dia kini dirawat di rumah sakit dengan luka tembak.

Jaksa anti-terorisme Jean-Francois Ricard mengatakan kepada harian Le Monde setelah serangan itu bahwa Aouissaoui memiliki senjata pembunuhan - pisau dengan bilah 17 cm - bersama dua pisau lainnya yang ditemukan di dalam tas di dalam basilika.

Aouissaoui, 21, mendarat di pulau Lampedusa Italia pada 20 September sebelum tiba di daratan Italia di Bari pada 9 Oktober, dan kemudian melintasi perbatasan untuk masuk ke Prancis.

Dokumentasi dari Palang Merah Prancis membantu mengungkap fakta tentang pergerakan tersangka, karena dia tidak diketahui oleh aparat sebelum hari Kamis.

Orang kedua ditangkap pada Kamis malam terkait serangan itu. Pria 47 tahun itu sekarang dalam tahanan polisi, dan dia berinteraksi dengan Aouissaoui pada Rabu menjelang serangan tersebut.

Menteri Dalam Negeri Gerard Darmanin pada Jumat sore mengumumkan penambahan 3.500 pasukan keamanan cadangan dan 3.500 polisi tambahan di negara itu untuk menangani peningkatan kekerasan.

Setidaknya 120 petugas polisi tambahan akan dikerahkan di Nice untuk menjaga keamanan.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X