UAS Tanggapi Omongan Puan Soal Sumbar Belum Pancasilais, Ini Katanya

- Rabu, 9 September 2020 | 09:04 WIB
UAS beri tanggapan soal ucapan Puan Maharani 'Sumbar belum Pancasilais' di ILC. (Ist)
UAS beri tanggapan soal ucapan Puan Maharani 'Sumbar belum Pancasilais' di ILC. (Ist)

Diskusi Indonesia Lawyers Club (ILC) Selasa malam (8/9/2020) dengan tema 'Sumbar Belum Pancasilais?' yang merupakan buntut pernyataan Ketua DPR RI Puan Maharani menjadi perbincangan hangat dalam beberapa jam terakhir. Salah satu yang menjadi sorotan adalah pernyataan Ustadz Abdul Somad (UAS) yang diundang melalui sambungan videocall.

Tak seperti biasanya, UAS tampak sangat berhati-hati dalam berkomentar kali ini. Alih-alih merespons kata-kata Puan, UAS lebih memilih untuk tidak menafsirkan ucapan Puan yang mengatakan "Semoga Sumatera Barat menjadi provinsi yang memang mendukung Pancasila. Bismillahirrahmanirahim. Merdeka" ketika menetapkan Ali Mukhni sebagai calon kepala daerah di Sumbar belum lama ini.

"Tidak ada yang paling mengerti tentang suatu teks, kecuali orang yang mengucapkannya atau menuliskannya. Oleh karena itu kita cuma bisa menginterpretasikan sebuah teks," kata UAS.

"Alquran insya Allah saya baca tafsir. Hadist insya Allah saya baca. Tapi teks yang dikeluarkan oleh manusia, saya hanya bisa menduga-duga dan menebak-nebak saja," UAS melanjutkan.

UAS kemudian memaparkan bahwa orang Minangkabau sangat Pancasilais, dengan menyebutkan satu per satu sila Pancasila dan membabarkan bagaimana sikap dan watak orang Minangkabau.

"Sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa. Masih ada suku-suku Melayu tua yang tidak bertuhan, tidak mengenal Tuhan. Saya menyaksikan sendiri mereka menggantungkan kain-kain putih dan tidak tahu apa yang mereka sembah. Tapi Minangkabau tidak hanya bertuhan, tapi juga membuat orang yang tidak bertuhan menjadi bertuhan," katanya.

"Kedua, tentang kemanusiaan. Di depan rumah orang Minangkabau ada tempat penyimpanan beras. Jadi orang lain bisa mengambil beras itu. Orang Minangkabau paling peduli terhadap kemanusiaan. Makanya di rumah makan Minang mereka tidak menganggap pekerja sebagai kuli yang digaji, tapi dianggap sebagai saudara yang sistemnya bagi hasil," lanjut UAS.

"Persatuan Indonesia. Orang Minangkabau amat sangat rukun untuk syarat membuat sebuah negara. Diplomasi Minangkabau sangat hebat. Seperti yang dilakukan H Abdul Salim. Ekonomi, politik, agama, orang Minangkabau punya," katanya pula.

"Sila keempat, musyawarah. Minangkabau tidak mengambil keputusannya sendiri dengan kepalanya sendiri. Kalau memasak ada tiga tungku di sana. Orang Minangkabau berkata duduk sendiri sempit, duduk bersama terasa lapang," kata UAS, menjelaskan sikap orang Minangkabau dalam kaitannya dengan sila keempat Pancasila.

"Bicara keadilan sosial, orang Minangkabau sangat adil. Perempuan tidak perlu jauh-jauh merantau. Perempuan tidak pernah mengalami diskriminasi. Ketika seorang perempuan tidak punya suami atau keluarga, kerabatnya akan menolong," katanya lagi untuk sila kelima.

Dalam ILC kali ini, Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno, juga diundang langsung di studio. Namun, sama seperti UAS, Irwan juga sangat hati-hati dalam bicara.

"Saya tidak ingin mengomentari ibu Puan Maharani, karena saya juga kenal baik dengan beliau. Kenal juga dengan Pak Ahmad Basarah. Teman-teman di PDIP waktu saya di DPR banyak satu komisi. Saya tetap berpandangan positif," katanya.

Dalam kesempatan itu pula Irwan lebih banyak menyampaikan pendapatnya dengan berpantun.

"Terasa sungkan bila dipertemukan, nampak sikap begitu reaktif.  Hanya Bu Puan yang bisa menafsirkan, saya tetap berpandangan positif," katanya.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X