Benarkah Editor Metro TV Bunuh Diri dengan Tusuk Dada dan Leher Seperti Kata Polisi?

- Sabtu, 25 Juli 2020 | 14:27 WIB
Editor Metro TV Yogi Prabowo. (Foto: Istimewa)
Editor Metro TV Yogi Prabowo. (Foto: Istimewa)

Penyebab kematian Editor Metro TV Yodi Prabowo telah dijawab oleh pihak kepolisian. Menurut keterangan terbaru polisi, Yodi tewas bunuh diri dengan cara menusuk leher dan dadanya sendiri sebanyak 4 kali dengan sebilah pisau yang ia beli sendiri di toko Ace Hardware Rempoa.

"Kita masuk ke bukti pendukung, ada CCTV di Ace Hardware Rempoa. Pisau itu punya merek khas khusus dan yang menjual hanya toko itu, kita periksa berapa banyak pisau itu laku dan dalam seminggu hanya satu pembeli. Di cek CCTV dan yang membeli pisau itu adalah korban sendiri dan saat beli ada tertangkap CCTV pada pukul 14.20 WIB, buktinya ada CCTV, bon dan tempat parkir dan pakaian yang dia pakai sama," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Tubagus Ade Hidayat,  dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Sabtu (25/7/2020).

Dalam menyimpulkan Yodi bunuh diri, polisi punya sejumlah alasan. Alasan utama, kata polisi, Yodi mengalami depresi. Polisi menyandarkan argumen itu kepada keterengan saksi ahli, yang menurutnya, mayoritas orang yang ingin bunuh diri tidak ingin diketahui kalau dirinya bunuh diri.

"Bisa jadi, dia tidak ingin orang lain mengetahui kalau dia meninggal karena bunuh diri," kata Kombes Tubagus.

-
Rekaman CCTV saat Editor Metro TV Yodi Prabowo membeli pisau. (INDOZONE/Samsudhuha Wildansyah)

Kondisi depresi yang disampaikan polisi disokong dengan sejumlah alasan. Pertama, Yodi kata mereka mengonsumsi narkoba supaya lebih nekat saat melakukan bunuh diri.

"Kalau diperiksa urin dia positif. Lalu pengaruhnya kejiwaan itu meningkatnya keberanian yang luar biasa. Jangan bandingkan orang normal dengan orang tidak normal. Yang harus diukur bagaimana pengaruh amfetamin itu yaitu keberanian seseorang untuk melakukan hal yang orang normal tidak terpikirkan," ujar Tubagus.

Alasan lain yang menguatkan kesimpulan polisi bahwa Yodi bunuh diri adalah tidak ada sidik jari lain di lokasi kejadian dan barang-barang milik Yodi pun tetap utuh.

"Setelah di TKP nggak ada sidik jari lain, barang-barang nggak hilang, hasil labfor, hasil forensik nah kita tanya dari mana datang pisau itu," kata Tubagus.

-
Polres Metro Jakarta Selatan dan Polda Metro Jaya membeberkan barang bukti terkait kasus tewasnya editor Metro TV, Yodi Prabowo di Polda Metro Jaya, Jakarta, Sabtu (25/7/2020). (INDOZONE/Samsudhuha Wildansyah)

Selain itu, polisi juga bilang kalau Yodi sempat melakukan tes HIV di RS Cipto Mangunkusumo Kencana dengan uangnya sendiri.

"Pertanyaannya untuk apa uang itu? Dilakukan untuk pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan konsultasi ke dokter. Pertanyaan dokter apa? Dokter ahli penyakit dan kulit yang dilakukan pengecekan dan ada keluhan dia konsultasi ke dokter dan kemudian disarankan melakukan pengecekan," beber Tubagus.

Pengecekan yang dilakukan Yodi berkaitan dengan penyakit HIV. Pengecekan itu pun disebut Tubagus juga berdasarkan kemauannya sendiri.

-
Foto bukti pembelian pisau oleh Editor Metro TV, Yodi Prabowo. (INDOZONE/Samsudhuha Wildansyah)

"Ada beberapa pengecekan atas kehendaknya sendiri, positif atau tidaknya HIV," kata Tubagus.

Lebih jauh Tubagus mengatakan hasil dari tes HIV itu belum diambil oleh Yodi hingga Yodi meninggal dunia. Polisi juga enggan mengungkap hasil dari pengecekan HIV tersebut.

"Hasilnya sampai dia meninggal dunia hasil itu belum diambil," pungkas Tubagus.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X