Jokowi Ancam Reshuffle Hanya Gertakan, Pengamat: Untuk Memicu Kinerja Menteri

- Jumat, 24 Juli 2020 | 10:29 WIB
Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/Pool).
Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/Pool).

Sudah lebih dari satu bulan sejak terlontarkan ancaman untuk reshuffle atau perombakan kabinet, Presiden Jokowi hingga saat ini tidak melakukannya. Sehingga, banyak muncul dugaan kalau ia hanya melakukan gertakan kepada ora pembantunya.

Mengenai hal tersebut, Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Ujang Komaruddin menilai bahwa mantan Gubernur DKI Jakarta itu perlu melakukan gertakan kepada jajaran menteri-menterinya.

“Untuk memicu dan memacu kinerja menteri yang kacau balau dan miskin prestasi,” ucap Ujang kepada Indozone, Jumat (24/7/2020).

“Karena seorang menteri, jika tak diancam atau tak digertak tak akan bergerak. Makanya gertak sambal itu penting,” tambahnya.

Kendati demikian, hanya gertakan dan tak berujung sebuah realisasi yang dilakukan oleh Jokowi tersebut menurut Ujang akan menimbulkan kekecewaan terhadap masyarakat Indonesia.

Pasal Ujang menilai bahwa melalui ancaman tersebut, tidak sedikir masyarakat Indonesia berharap kalau kinerja-kinerja menteri yang tidak maksimal dapat diganti atau dicopot dari jabatannya.

“Walaupun ujungnya gertak sambal itu melukai rakyat. Karena banyak menteri yang tak jelas kerjanya kok dipertahankan,” tutup Ujang.

Seperti diketahui sebelumnya, Presiden Jokowi melontarkan ancaman untuk melakukan reshuffle di hadapan para menterinya yang bekerja tak maksimal dalam penanganan Covid-19 di tanah air. Ia pun menyampaikan itu pada rapat terbatas 18 Juni lalu.

Artikel Menarik Lainnya:

 

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X