BMKG Tegaskan Tsunami Aceh 2004 Bukan Dipicu Ledakan Nuklir

- Senin, 22 Maret 2021 | 19:42 WIB
Dokumentasi. Pelajar membayangkan dahsyatnya tsunami Aceh tahun 2004, saat menyaksikan situs Kapal Tsunami Atas Rumah, di Desa Lampulo, Banda Aceh, Aceh, Rabu (11/12/2019). (photo/ANTARA FOTO/Ampelsa)
Dokumentasi. Pelajar membayangkan dahsyatnya tsunami Aceh tahun 2004, saat menyaksikan situs Kapal Tsunami Atas Rumah, di Desa Lampulo, Banda Aceh, Aceh, Rabu (11/12/2019). (photo/ANTARA FOTO/Ampelsa)

Koordinator BMKG Daryono mengatakan bahwa tsunami Aceh pada 2004 dipicu oleh gempa tektonik, bukan rekayasa senjata nuklir sebagaimana pembahasan yang viral di media sosial beberapa waktu lalu.

"Bukti ilmiah sangat kuat bahwa Tsunami Aceh memang dipicu oleh gempa tektonik, bukan dipicu oleh ledakan nuklir seperti isu yang beredar," kata Daryono di Jakarta, Senin (22/3) dikutip dari ANTARA.

Dia menjelaskan bukti-bukti tersebut yaitu data rekaman getaran tanah dalam seismogram menunjukkan adanya rekaman gelombang badan (body) berupa gelombang P (Pressure) yang tercatat tiba lebih awal dibandingkan gelombang S (Shear) yang datang berikutnya, yang selanjutnya diikuti oleh gelombang permukaan (surface).

Munculnya fase-fase gelombang body ini menjadi bukti kuat bahwa gempa dan tsunami Aceh dipicu oleh aktivitas tektonik, bukan ledakan nuklir.

Baca juga: Sudah Hampir 20 Kali Tes PCR, Ridwan Kamil Bersyukur Masih Sehat

Munculnya gelombang S (Shear) yang kuat pada seismogram menunjukkan bahwa deformasi yang terjadi di Samudra Hindia sebelah barat Aceh adalah proses pergeseran (shearing) yang terjadi secara tiba-tiba pada kerak bumi akibat terjadinya patahan batuan dalam proses gempa tektonik, bukan akibat ledakan nuklir.

Deformasi dasar laut di Samudra Hindia sebelah barat Aceh pada 26 Desember 2004 adalah gempa tektonik yang dibuktikan dengan adanya variasi bentuk awal gelombang P berupa gerakan kompresi (naik) dan dilatasi (turun) pada seismogram yang tercatat di stasiun-stasiun seismik BMKG.

Jika sumbernya ledakan nuklir, maka semua catatan seismogram di berbagai stasiun seismik diawali dengan gerakan naik (kompresi) pada gelombang P tersebut.

Gempa tektonik yang memicu Tsunami Aceh 2004 tidak terjadi dengan tiba-tiba, melainkan melalui proses terjadinya gempa pembuka (foreshocks) yang sudah muncul sejak tahun 2002, saat terjadi Gempa Simeulue dengan magnitudo 7,0 pada 2 November 2002.

Sejak itu terjadilah serangkaian gempa kecil yang terus menerus terjadi yang merupakan gempa pendahuluan hingga puncaknya terjadi gempa berkekuatan 9,2 pada 26 Desember 2004 pukul 08.58.53 WIB.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X