Luhut Beri Pandangan Berbeda dari Sri Mulyani Soal Ekonomi Indonesia Akibat Virus Corona

- Selasa, 23 Juni 2020 | 12:37 WIB
Luhut Binsar Pandjaitan. (instagram/@luhut.pandjaitan)
Luhut Binsar Pandjaitan. (instagram/@luhut.pandjaitan)

Luhut Binsar Pandjaitan selaku Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, menyampaikan bahwa ia memiliki pandangan yang berbeda dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani, soal dampak virus corona terhadap perekonomian Indonesia.

Menurutnya, perekonomian Indonesia masih dianggap yang terbaik di natara negara-negara berkembang lainnya, baik itu secara mikro ataupun makro.

"Perlambatan ekonomi global ini memang terjadi akibat COVID-19. Kalau kita lihat, kita memang tumbuh di 2,97 persen. Bu Ani (Menteri Keuangan Sri Mulyani) ingatkan kita akan tumbuh negatif di kuartal II. Tapi saya pikir, kalau dibanding negara lain, seperti komentar Bank Dunia, di antara emerging market, Indonesia itu masih dianggap terbaik baik makro maupun mikro," ungkap Luhut dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR di Jakarta, Senin (22/6/2020).

Dilansir dari ANTARA, Luhut mengatakan bahwa ia telah beberapa kali berkomunikasi dan menjelaskan tentang kondisi ekonomi Indonesia, kepada Bank Dunia. Termasuk juga upaya Indonesia untuk memulihkan kembali rantai ekonomi yang terdampak virus corona.

-
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan . (ANTARA/HO-Kemenko Kemaritiman dan Investasi)

Menurutnya, imbas virus corona terhadap Indonesia cukup dipengaruhi oleh apa yang terjadi di Tiongkok. Namun, hal itu dinilai wajar, karena negara tersebut mengontrol 18% ekonomi dunia.

"Kita suka tidak suka, kita tidak bisa ignore (mengabaikan) keberadaan dia (China). Ini punya dampak, apalagi jarak kita dekat dengan dia sehingga kita harus pelihara balance of power, bagaimana dengan Tiongkok, Timur Tengah dan Amerika," sambungnya.

Luhut menambahkan, di era pemerintahan Presiden Jokowi, Indonesia bisa menjaga hubungan baik dengan ketiga negara tersebut.

"Dengan Abu Dhabi, pertama kali ada investasi hampir 20 miliar dolar AS sepanjang sejarah republik, ini semua on going. Dengan Tiongkok, investasi juga terus meningkat. Dan mematuhi kriteria yang kita berikan. Tidak sekadar dia masuk," jelasnya.

Kriteria itu antara lain, harus membawa first class technology, melakukan transfer teknologi, memberikan nilai tambah, melakukan kerja sama Business to Business serta menggunakan tenaga kerja Indonesia sebanyak mungkin.

-
Menteri Keuangan, Sri Mulyani. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

Sebelumnya, Menteri Keuangan, Sri Mulyani memotong proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun ini, yang sebelumnya berada di kisaran 2,3% hingga minus 0,4%, kini jadi sekitar 1%, hingga terkontraksi 0,4%.

“Kalau diperhatikan batas atasnya yaitu 2,3 persen kami revisi agak turun ke 1 persen karena kami melihat adanya kontraksi yang cukup dalam pada kuartal II ini,” ungkap Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR RI di Jakarta, minggu lalu.

Menkeu menyebutkan, pemangkasan proyeksi dilakukan karena adanya perkiraan kontraksi yang dalam kuartal II, dan pencapaian outlook itu sangat bergantung dengan upaya pemulihan di kuartal berikutnya.

“Tentu ini sangat tergantung dari kemampuan kita untuk memulihkan ekonomi di kuartal III dan IV atau semester kedua tahun ini,” jelasnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Motor Kepeleset, Dua Jambret Ditangkap di Monas

Senin, 18 Maret 2024 | 14:10 WIB
X