Keliru Pakai Istilah 'New Normal', Pemerintah: Optimis Masyarakat Bingung, Bingung Bener

- Sabtu, 11 Juli 2020 | 13:50 WIB
Petugas keamanan memeriksa suhu tubuh pengunjung melalui layar saat pembukaan kembali pusat perbelanjaan Mall BTM, Kota Bogor (ANTARA FOTO/Arif Firmansyah)
Petugas keamanan memeriksa suhu tubuh pengunjung melalui layar saat pembukaan kembali pusat perbelanjaan Mall BTM, Kota Bogor (ANTARA FOTO/Arif Firmansyah)

Jubir penanganan virus corona, Achmad Yurianto, membeberkan bahwa pemerintah salah ketika menggunakan istilah "new normal" di masa pandemi corona atau Covid-19.

Istilah new normal ini justru membuat masyarakat kebingungan. Karena itu, kini pemerintah menggantinya dengan istilah "adaptasi kebiasaan baru".

"Diksi new normal dari awal diksi itu segera kita ubah, new normal itu diksi yang salah dan kita ganti dengan adaptasi kebiasaan baru," kata Yuri, Jumat (10/7).

Menurut Yuri, istilah new normal membuat masyarakat mengira bahwa sudah bisa berkegiatan normal tanpa memperhatikan protokol kesehatan.

"Tidak pernah berhenti gaung new normal di mana-mana dan kemudian dikedepankan bukan new-nya tapi normal-nya. Padahal ini sudah kita perbaiki dengan adaptasi kebiasaan baru yang menjadi masalah risk komunikasi," sambung dia.

Yuri mengatakan sejak awal sudah memperkirakan bahwa masyarakat akan bingung. Sebagai jubir, inilah risiko komunikasi yang harus dihadapinya.

"Oleh karena itu, kami dari awal optimis masyarakat bingung. Kami tidak pernah pesimis, optimis bingungnya, bingung bener, bingung pasti," ucapnya.

Oleh karena itu, Yuri bertekad akan terus menyampaikan informasi penting kepada masyarakat dengan cara yang mudah dipahami.

"Ini yang menjadi sulit karena posisi kami jadi jubir harus menjawab apa yang dibutuhkan masyarakat terkait informasi," paparnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Zega

Rekomendasi

Terkini

Motor Kepeleset, Dua Jambret Ditangkap di Monas

Senin, 18 Maret 2024 | 14:10 WIB
X