Lapor Covid-19 bersama dengan Social Resilience Lab Nanyang Technological University (NTU), Singapura melakukan survei terhadap parameter kebijakan Pemprov DKI Jakarta, serta kondisi sosial, dan ekonomi dalam Pembatasan Sosial Berskala Besar kali ini.
Sosiolog bencana dari Nanyang Technological University (NTU), Singapura Sulfikar Amir pun mengatakan bahwa pihaknya menyebar sampling kepada sebanyak 985 responden secara online terkait parameter itu.
Sulfikar menjelaskan sampling online itu kebanyakan diisi oleh masyarakat Jakarta dengan status kelas menengah, berpendidikan tinggi, dan juga kritis terhadap pemerintahan.
Hasilnya, persentase survei secara online dan disebar langsung tidak jauh berbeda. Namun, pada sampling online terlihat bahwa warga kecewa dengan kinerja Pemprov DKI dalam penerapan protokol kesehatan di ruang publik.
“Angka yang paling agak jauh ini, 4,89% terhadap penerapan protokol kesehatan di ruang publik,” ucap Sulfikar dalam diskusi virtual, Kamis (17/9/2020).
Pada paramenter penerapan protokol kesehatan di ruang publik, masyarakat yang menjawab secara langsung atau tidak online memiliki persentase jauh lebih tinggi, yakni 7,28% atau artinya puas dengan kinerja Pemprov DKI.
Sekadar diketahui, survei menggunakan metode semantic differential scale untuk mengetahui perasaan seseorang. Dalam survei ini, penghitungan akan dilakukan dengan skala 0-10, dimana 0 sangat kecewa, 5 netral, dan 10 itu sangat puas.
Selain itu, dalam survei ini, mereka melakukannya terhadap responden sebanyak 82.655 orang di hampir seluruh wilayah Jakarta dalam waktu 3 hari, yakni 11-14 September 2020.
