Begini Penilaian Sandiaga Uno Soal Pelaksanaan Pemilu 2019

- Rabu, 15 Mei 2019 | 12:25 WIB
Instagram/@sandiuno
Instagram/@sandiuno

Cawapres no urut 2 Sandiaga Uno memberikan tanggapannya soal pelaksaan Pemilu 2019 yang berjalan serentak antara pemilu presiden dan pemilu legislatif. Sandiaga mengatakan bahwa Pemilu 2019 ini sangat memprihatinkan.

"Pertama dan utama, tentu saja banyaknya keluarga yang harus kehilangan orangtua dan sanak saudara. Lebih dari 600 petugas penyelenggara pemilu wafat, lebih dari 3.000 orang lain dirawat," ujar Sandiaga (14/5/19).

Sandiaga juga mengajak pendukungnya untuk mendoakan anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) agar husnul khotimah dan mati syahid lantaran gugur saat sedang menjalankan tugas kenegaraan.

Selain itu, Sandiaga juga turut mengajak untuk mendoakan petugas yang tengah dirawat agar segera sembuh. "Hadir juga di sini, salah seorang pewakilan korban, (yakni) Ibu Evi. Ayahanda beliau, Umar Hadi, wakil ketua KPPS Sukabumi Selatan, Kecamatan Kebon Jeruk, harus wafat. Kami tadi bersama Pak Prabowo ingin menyampaikan bela sungkawa yang mendalam," ujarnya.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Pemilu 2019 yang sedang kita jalani saat ini menorehkan sejumlah catatan yang memprihatinkan. Yang pertama dan utama, banyaknya keluarga yang harus kehilangan orang tua, dan sanak saudara. Lebih dari 500 petugas penyelenggara Pemilu wafat. Lebih dari 3.000 orang lainnya dirawat. Kita berdoa, semoga yang wafat semoga husnul khotimah, yang sakit segera disembuhkan, dan korban jiwa tidak terus bertambah. Dengan pahit kita harus menerima kenyataan, inilah Pemilu paling mematikan sepanjang sejarah Indonesia. Suatu pelajaran yang amat mahal yang harus kita jadikan bekal bagi perbaikan penyelenggaraan Pemilu di waktu-waktu mendatang. Kedua, kita juga mencium aroma politik uang yang sangat tajam, tertangkapnya ratusan ribu amplop yang disiapkan untuk serangan fajar yang melibatkan pejabat tinggi BUMN dan pejabat tinggi pemerintahan. Rakyat sebagai pemilik kedaulatan telah dibuat terlena, bukannya memilih sesuai hati nurani, tetapi dipaksa atau setengah dipaksa memilih yang memberikan iming-iming uang. Ini sungguh-sungguh menciderai demokrasi kita. Ketiga, bila kita tarik ke belakang, saya mengalami sendiri sepanjang masa kampanye hingga menjelang pemungutan suara, kita merasakan betapa banyak kejanggalan dan ketidakadilan yang kami alami, yang tidak ditangani dengan baik oleh penyelenggara Pemilu maupun pihak-pihak yang berwajib. Mulai dari sulitnya perijinan, tempat yang dipindah-pindah, hingga dipersulitnya akses untuk masyarakat ke titik acara. Kami juga menaruh simpati pada rekan-rekan media yang mengalami tekanan untuk tidak memberitakan berbagai kecurangan. Kita juga menyaksikan upaya sistematis melemahkan suara oposisi, penangkapan aktivis, hingga kriminilisasi para ulama. Namun, meskipun rintangan terus menghadang, saya, Pak @prabowo bersama rakyat Indonesia tidak akan pernah lelah berhenti menegakkan kebenaran dan keadilan. Saya mengajak saudara-saudara sekalian untuk terus berjuang sekuat tenaga, sampai titik darah penghabisan, menjaga kedaulatan rakyat.

Sebuah kiriman dibagikan oleh Sandiaga Salahuddin Uno (@sandiuno) pada

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X