Jemaah Gagal Umrah Disarankan Tidak Minta Refund, Ini Alasannya

- Senin, 9 Maret 2020 | 10:26 WIB
Calon jemaah umrah menunggu kepastian untuk berangkat ke Tanah Suci Mekah di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (27/2/2020). (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)
Calon jemaah umrah menunggu kepastian untuk berangkat ke Tanah Suci Mekah di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (27/2/2020). (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)

Jemaah umrah yang gagal berangkat ke Tanah Suci, diharapkan bersedia untuk dijadwalkan ulang pemberangkatan ibadah umrahnya dan tidak membatalkan keberangkatan atau meminta refund (penarikan) kembali dana yang telah disetorkan kepada penyelenggara umrah. 

Direktur Utama PT Patuna Mekar Jaya, Syam Resfiadi mengatakan, jemaah umrah dan ziarah direkomendasikan untuk mengikuti upaya penjadwalan ulang keberangkatannya ke Tanah Suci. Pasalnya, pendaftaran tiket pesawat maupun visa para jemaah dilakukan oleh penyelenggara kepada pihak maskapai, secara berkelompok terbang atau kloter, tidak bisa individu. 

"Kita kan tidak bisa refund itu berdasarkan satu per satu atau individu per individu, tapi secara global. Apabila ada satu per satu ya, tentunya akan kita proses. Apakah proses ini kemudian boleh atau tidak, ya tergantung dari airline-nya. Dan Garuda Indonesia hingga saat ini belum ada kebijakan di refund, kecuali direschdule," ujar Syam, saat ditemui Indozone secara khusus disela acara Milad ke-37 Patuna Travel di gedung Manggala Wanabakti Jakarta, Minggu (9/3/2020). 

-
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dan Ketua Umum Sapuhi Syam Resfiadi dalam acara Milad ke-37 Patuna Travel di Gedung Manggala Wanabakti, Minggu (8/3/2020). (INDOZONE/Sigit Nugroho)

Syam mengungkap, untuk proses reschedule atau penjadwalan ulang sendiri, antara keinginan pihak travel agent dengan airline saat ini masih belum terjadi kesepahaman. Ia mengungkap permasalahan yang masih mengganjal, yaitu pihak airline hanya menyediakan satu waktu saja untuk reschedule tersebut. 

"Saya sampaikan ke Garuda, kok reschedule-nya cuma satu kali. Bagaimana seandainya terjadi 80% mereka meminta penawaran kita ke Bulan Syawal atau pilihannya ke Muharam. Ternyata itu masih berbeda pendapat, hingga ada 80% yang meminta di Bulan Syawal dan 20% di Bulan Muharam, ini bagaimana men-split satu bookingan supaya bisa berjalan, ini masih jadi PR," jelasnya. 

Syam berharap, akan ada kebijaksanaan baru dari pihak airline agar penjadwalan ulang perjalanan umrah tersebut bisa dilakukan lebih fleksibel lagi, agar bisa menampung kebutuhan dari para jemaah sendiri. 

"Harusnya bisa, ini kan bukan maunya kita (terjadi penundaan ibadah umrah)," pungkasnya.


Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X