Videonya Terkait si Kaya dan si Miskin Viral, Jubir Achmad Yurianto Angkat Bicara

- Minggu, 29 Maret 2020 | 09:53 WIB
Jubir Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto. (ANTARA)
Jubir Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto. (ANTARA)

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, tengah ramai diperbincangkan lantaran videonya saat jumpa pers di Gedung BNPB viral terkait si kaya dan si miskin. Pernyataan Yuri, sapaan akrabnya, menjadi pro kontra di masyarakat.

"Kemudian yang kaya melindungi yang miskin agar bisa hidup dengan wajar dan yang miskin melindungi yang kaya agar tidak menularkan penyakitnya. Ini menjadi kerja sama yang penting," ujar Yuri dalam jumpa pers pada Jumat (27/3/2020).

Menanggapi potongan videonya yang viral di masyarakat, Yuri mengatakan hal tersebut sengaja disebarkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab agar suasana menjadi tidak kondusif di saat kondisi negara tengah darurat pandemi virus corona.

"Ya memang sengaja disebarkan, bukan menyebar. Lebih baik ribut daripada ngga ribut. Orang yang paham mengerti kok. Tidak mempermasalahkan dan melaksanakan. Kalau orang yang paham dan tapi pemahamanya dalam tanda petik untuk kepentingan yang lain maka berusaha membuat sesuatu yang lebih heboh," ujar Yuri kepada Indozone, Minggu (29/3/2020). 

Yuri menjelaskan, saat ini kondisi penyebaran virus corona di Indonesia terus bertambah, artinya masih terjadi penularan di luar. Salah satu faktornya yaitu masih adanya masyarakat yang bekerja di luar rumah sehingga berpotensi menularkan ke keluarganya di rumah. Ia mencontohnya profesi ojek online yang masih harus mencari nafkah di luar rumah demi bisa menghidupi anak dan istrinya di rumah. Meski para ojek online tersebut menyadari bahaya virus corona, namun karena kebutuhan nafkah maka ia nekat bekerja di luar rumah.

-
Jubir Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto (ANTARA)

"Saya punya video viral mereka yang terpaksa harus bekerja tiap hari untuk menghidupi keluarganya. Ada video ojol yang mengatakan, saya tidak ingin keluar, karena saya tidak ingin sakit, saya juga tidak ingin anak istri saya tertular sakit. Tetapi kalau saya tidak keluar, anak istri saya makan apa," tutur Yuri. 

Melihat kondisi demikian, sambung Yuri, maka sudah saatnya masyarakat yang memiliki kemampuan secara ekonomi untuk membantu mereka yang secara ekonomi tidak mampu.
Tegasnya, kata Yuri, yang kaya membantu yang miskin agar tidak perlu ke jalan mencari nafkah, sehingga menghindari penularan virus corona.

"Karena kalau mereka tertular, maka dia bisa menularkan ke anak istrinya di rumah, masalahnya jadi sulit. Banyak kok orang miskin itu tahu sebenarnya dia tidak ingin sakit. Tahu sebenarnya dia enggak ingin keluar, tetapi ketika tidak bisa memberikan nafkah anak istrinya, ini masalah dia menjadi kompleks. Kalau ada yang bantu, dia tidak akan keluar rumah bekerja, karena tidak ingin sakit," papar Yuri. 

Menurutnya, ada langkah mudah yang bisa dilakukan si kaya kepada si miskin. Misalnya saja, ia mencontohkan, si kaya yang memiliki asisten rumah tangga (ART) di rumah memilih untuk memberikan gaji ART-nya dan meminta mereka untuk tidak bekerja sementara waktu dan berdiam diri di rumah saja agar tidak tertular virus corona. Dengan begitu, penularan terhadap virus corona bisa ditekan. 

Sebab, sambung Yuri, saat ini kondisi pasien positif virus corona bukan dari imported case yang dibawa dari luar negeri lalu masuk ke Indonesia. Pasien yang terjangkit virus corona saat ini merupakan penularan langsung dari orang ke orang.

"Sekarang sudah tidak ada lagi imported case, tapi sudah penularan orang ke orang. Yang saya katakan tadi, yang miskin menular itu kalau ojek online ini bekerja di luar rumah, lalu dia sakit, nanti pulang ke rumah, anak istrinya bisa tertular. Bukan objek ini menularkan orang kaya," kata Yuri.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X