Sekjen Gerindra Sebut Ada Kecenderungan Calon Pemimpin Hanya Bikin Tempat Selfie

- Rabu, 12 Oktober 2022 | 19:18 WIB
Sekjen Gerindra Ahmad Muzani (INDOZONE/Harits Tryan)
Sekjen Gerindra Ahmad Muzani (INDOZONE/Harits Tryan)

Wakil Ketua MPR RI yang juga Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani menekankan pentingnya masyarakat untuk mengeti kualitas, kapasitas, dan kapabilitas setiap calon pemimpin yang akan dipilihnya. 

Sebab, sambung Muzani, di era demokrasi yang modern ini, ada banyak cara bagi seorang calon pemimpin untuk mempertunjukkan pencitraan daripada kepedulian dan pengetahuannya tentang masalah yang sesungguhnya dihadapi rakyat. Semisalnya sebatas membangun fasilitas untuk tempat selfie saja.

"Hari ini ada kecenderungan bahwa kita dipertontonkan dengan calon-calon pemimpin yang hanya memenuhi kepuasan rakyat sesaat. Misalnya dengan membuat fasilitas yang hanya menjadi tempat-tempat selfie. Dengan cara-cara seperti itu, maka hampir semua sisi negatif dari calon pemimpin itu tidak kelihatan," ungkap Muzani saat menghadiri sosialisasi 4 pilar kebangsaan di Kota Gorontalo sebagaimana dalam siaran persnya, Rabu (12/10/2022). 

"Oleh sebab itu masyarakat perlu memahami pentingnya demokrasi. Karena demokrasi adalah cara pemimpin untuk mempertahankan kekuasaan dan mempergilirkan kekuasaan," kata Muzani.

Baca Juga: NasDem Tegaskan Bakal Kawal Presiden Jokowi hingga Selesai Walau Usung Anies jadi Capres

Muzani menyebut jika sekarang ini kebanyakan calon pemimpin memilih pintas tanpa memahami masalah apa yang sebenernya sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia.

"Dan saat ini semua calon pemimpin akhirnya memilih jalan itu, tanpa betul-betul memahami apa yang menjadi masalah bangsa hari ini, apa yang menjadi masalah substansi dan kebutuhan rakyat saat ini. Ketika rakyat memilih calon pemimpin seperti ini, pada akhirnya harapan rakyat menjadi fatamorgana karena ketidakmampuan pemimpin tersebut untuk menjadi pemimpin yang ideal," tutur Sekjen Partai Gerindra itu. 

Ia berkata Indonesia ke depan harus memiliki pemimpin yang kuat dengan memahami permasalahan substansi kerakyatan dan ancaman global. Ancaman resesi dan perang nuklir saat ini harus disikapi dengan cermat. Karena implikasi dari perang Rusia-Ukraina saat ini sudah melanda negara-negara Eropa Barat. 

"Tanda-tanda krisis akibat resesi sudah terjadi di Inggris. Orang mulai antri buat makan. Di Kota London, semua makanan harganya naik 25 persen. Negara yang begitu luar biasa makmur dan kaya, tapi sekarang harga makanan sangat mahal. Biaya listrik naik 70 persen, air bersih naik 50 persen. Dan di negara-negara Eropa Barat semua sekarang sedang menghadapi musim dingin. Suply gas yang selama ini dari Rusia sekarang ditutup," jelas Muzani. 

Baca Juga: Soal Ucapan Selamat Akbar Tanjung ke Anies, Agung Laksono: Bukan Dukungan!

Ia menegaskan penting bagi Indonesia untuk bisa mengantisipasi dengan baik dari ancaman-ancaman resesi ini. Muzani juga menyinggung persoalan tentang pujian International Monetary Fund (IMF) yang mengatakan bahwa ekonomi Indonesia adalah cahaya di tengah kegelapan. 

"Anehnya di tengah situasi seperti sekarang, IMF justru memuji Indonesia diangap ekonominya paling bercahaya. Kalau sudah dipuji IMF, hati-hati terhadap pujian IMF. Kita punya pengalaman menghadapi krisis berat 98 dan menjadi krisis politik. Saat itu kita terlena dengan pujian IMF yang mengatakan fundamen ekonomi kita cukup kuat," papar Muzani.

Oleh sebab itu Partai Gerindra yang secara resmi telah mengusung Ketua Umumnya, Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada Pilpres 2024 tegas mengatakan bahwa tugas utama Partai Gerindra adalah selalu mengutamakan keadilan dan kesejahteraan rakyat.

"Ketika itu resesi terjadi lebih dulu di negara Thailand. Namun dalam hitung minggu usai IMF memuji kita, Indonesia mengalami hal yang sama dengan Thailand, bahkan lebih parah. Apa artinya? apa yang dikatakan IMF tidak relevan, jangan-jangan mereka memuji agar kita terlena," tutupnya.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X