Seorang gadis merasa hancur setelah merekam dirinya menangis di tengah invasi negaranya oleh Taliban. Di sisi lain, aktivis hak asasi manusia Masih Alinejad membagikan video memilukan gadis itu dan telah dilihat lebih dari 1,5 juta kali. Gadis itu tampak mengecam perlakuan dunia terhadap negaranya.
“Kami tidak memilih karena kami lahir di Afghanistan. Saya tidak bisa menahan tangis. Tidak ada yang peduli dengan kita. Kita akan mati perlahan dalam sejarah,” katanya.
Meskipun mengklaim akan ada “pengalihan kekuasaan secara damai”, ada ketakutan yang sangat nyata bahwa Taliban dapat memberlakukan aturan terbelakang pada perempuan yang terlihat selama masa kekuasaan terakhir mereka dari tahun 1996 hingga 2001.
Baca juga: Baru 6 Menit Pertandingan, Bordeaux Kalu Pingsan dan Tetap Bermain Setelah Perawatan
Wanita Afghanistan sebelumnya tidak diizinkan bekerja, belajar atau dirawat oleh dokter pria kecuali didampingi oleh pendamping pria. Siapa pun yang melanggar undang-undang seksis akan dihukum secara brutal, baik dengan hukuman penjara, cambuk di depan umum, atau bahkan eksekusi.
“We do not count because we were born in Afghanistan . . . We’ll die slowly in history.” I am heartbroken. The women & girls of Afghanistan have been abandoned. What of their dreams, hopes? The rights they have fought two decades for? #PrayforAfghanistan pic.twitter.com/Os6aSRv5RK
— Khaled Hosseini (@khaledhosseini) August 14, 2021
“Mengapa kita semua tidak bersatu dalam menghadapi pelanggaran berat hak asasi manusia dan kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan ini?” kata seorang netizen.
“Ini memilukan – tidak memiliki pilihan dan kesempatan untuk menjalani kehidupan seperti yang mereka inginkan sebagai wanita," ungkap netizen lainnya.