Beberapa waktu lalu, Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilaytul Hisbah (Satpol PP dan WH) Aceh Singkil menjadi sorotan publik.
Hal itu menyusul kematian seekor anjing bernama Canon yang ditangkap Satpol PP Aceh Singkil di Kimo Resort, Pulau Banyak, Kabupaten Aceh Singkil, Aceh.
Pihak Satpol PP Aceh Singkil beralasan menangkap anjing berbulu hitam itu karena meresahkan warga dan demi penegakan wisata halal di daerah tersebut. Mereka bilang, anjing itu ditangkap untuk dipindahkan ke ibukota Aceh Singkil.
Atas kejadian itu, pemilik Kimo Resort, Willy meminta maaf atas kegaduhan yang timbul setelah video proses pemindahan anjing itu viral di media sosial.
Terkait pemindahan Canon, Willy mengatakan sebelumnya memang telah dilakukan komunikasi oleh pihak Forkopimda Aceh Singkil dan telah mendapat persetujuan.
"Saya memohon maaf atas kegaduhan yang terjadi. Kematian hewan peliharaan kami setelah kegiatan penertiban yang terjadi saya pribadi tidak akan mempermasalahkan lagi atas apa yang terjadi," ujar Willy, Selasa (26/10).
Willy juga menyebut sama sekali tak mempersoalkan masalah itu sejak pertama kali tahu kalau anjing tersebut mati.
Namun yang ia sesalkan adalah terdapat narasi yang menyudutkan di dalam postingan yang diunggah oleh sang adik. Ia juga sudah meminta sang adik untuk menghapus postingannya.
"Postingan di @rosayeoh itu adik saya, saya sudah meminta dia untuk menghapusnya. Postingan itu hanya curhatan adik saya saja dan tidak bertujuan memviralkan," katanya.
Selain itu, Willy juga membantah kalau Kimo Resort tidak mendukung wisata halal di Aceh.
"Kita tidak ada niat ke sana. Kami tetap mendukung penuh kegiatan wisata halal di Aceh," pungkasnya.
