Presiden Jokowi Merasa Khawatir dengan Penandatanganan Pakta Pertahanan AUKUS

- Kamis, 28 Oktober 2021 | 12:16 WIB
Presiden Joko Widodo mengikuti KTT ASEAN - Australia ke-1 secara dalam jaringan di Istana Kepresidenan, Bogor. (ANTARA FOTO/Biro Pers Media Kepresidenan/Kris)
Presiden Joko Widodo mengikuti KTT ASEAN - Australia ke-1 secara dalam jaringan di Istana Kepresidenan, Bogor. (ANTARA FOTO/Biro Pers Media Kepresidenan/Kris)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan kekhawatiran Indonesia atas pembentukan pakta pertahanan antara Australia, Inggris, dan Amerika Serikat (AUKUS) yang disebut dapat meningkatkan rivalitas di kawasan Indo-Pasifik.

Kekhawatiran yang bermula dari pengumuman Australia untuk membangun kapal selam bertenaga nuklir dengan bantuan Amerika Serikat dan Inggris, disuarakan oleh Presiden Jokowi dalam KTT Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN)-Australia.

“Presiden menyampaikan Indonesia tak ingin kawasan ini menjadi ajang perlombaan senjata dan menjadi power projection (unjuk kekuatan) yang dapat mengancam stabilitas,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan yang berlangsung virtual, seperti dilansir Antara, Kamis (28/10/2021).

Sebaliknya, Indonesia ingin mendorong semua pihak di kawasan untuk mengubah budaya konflik menjadi budaya damai, dan defisit kepercayaan menjadi kepercayaan strategis. Karena itu, Indonesia berharap Australia dapat melanjutkan keterbukaannya kepada ASEAN dan menjadi salah satu mitra ASEAN dalam menciptakan stabilitas, perdamaian, dan kesejahteraan kawasan Indo-Pasifik.

“ASEAN dan Australia perlu terus membangun kepercayaan agar dapat berkontribusi menjaga stabilitas dan perdamaian kawasan,” tutur Menlu Retno, mengutip pernyataan Presiden Jokowi.

Sementara itu, Perdana Menteri Australia Scott Morrison menegaskan komitmen negaranya untuk memperkuat kerja sama penanganan Covid-19, termasuk penyediaan vaksin dan alat-alat kesehatan. PM Morrison menekankan bahwa kerja sama berbagi dosis vaksin(dose-sharing) merupakan prioritas.

Mengenai kerja sama ke depan, Morrison mengumumkan inisiatif baru yang dinamakan Australia for ASEAN Future Initiative dengan pendanaan senilai 124 juta dolar AS (sekitar Rp1,8 triliun) untuk proyek-proyek yang mencakup tiga pilar kerja sama ASEAN yaitu politik-keamanan, ekonomi, dan sosial budaya.

Terkait stabilitas dan perdamaian di kawasan, Australia menekankan kembali penghormatannya terhadap perjanjian non-proliferasi (NPT) dan memberikan dukungan pada sentralitas ASEAN serta ASEAN Outlook on the Indo-Pacific.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

X