Fenomena Kerja Magang Tanpa Bayaran, Yes or No?

- Senin, 14 Oktober 2019 | 14:30 WIB
photo/Ilustrasi/collegegrad.com
photo/Ilustrasi/collegegrad.com

Hampir semua perguruan tinggi saat ini memberikan beban kepada para mahasiswanya untuk melakukan kerja magang dalam jangka waktu tertentu. Kerja magang seringkali dijadikan prasyarat wajib untuk kelulusan mahasiswa. 

Lama kerja magang bervariasi, tergantung jenis pekerjaan atau pun keperluan. Namun biasanya, durasi magang mulai dari satu bulan hingga sembilan bulan.

Para mahasiswa umumnya mengincar sejumlah instansi pemerintahan dan lembaga swadaya masyarakat yang sudah populer. Dengan berbekal surat pernyataan dari kampus, surat lamaran pribadi, dan daftar riwayat hidup, para mahasiswa bersaing dengan mahasiswa lainnya agar diterima di lembaga yang dituju.

-
photo/Ilustrasi/Google Sites

Memang, menjadi mahasiswa kerja magang bisa mendapatkan pengalaman. Namun di sisi lain, ada kenyataan 'pahit' yang harus diterima mahasiswa bahwa mereka harus menjalani masa kerja magang tanpa dibayar sepeser pun.

Fenomena kerja magang tanpa bayaran ini tidak hanya terjadi di dalam negeri, tapi juga di luar negeri. Salah satunya, negara Amerika serikat (AS).

Seorang mahasiswa semester akhir di College of William and Mary di Kota Williamsburg, Virginia, juga menceritakan pengalamannya ketika menjalani kerja magang pada masa liburan musim panas.

-
photo/Ilustrasi/career.du.edu

Ben bekerja tiga hari seminggu di kantor seorang anggota Kongres di Virginia Utara. Selama bekerja magang, ia bertugas untuk melayani para konstituen, menjawab panggilan telepon, dan sesekali melakukan penelitian untuk anggota Kongres Amerika yaitu Jennifer Wexton dari Partai Demokrat.

"Saya menyadari bahwa itulah yang ingin saya lakukan. Saya ingin bekerja di Gedung Kongres, menjadi staf, melakukan kampanye," kata Ben Wagner.

Bagi Ben, pengalaman kerja magang menjadi penunjang dalam daftar riwayat hidupnya dan ikut menentukan masa depan kariernya kelak. Meskipun ia harus kerja magang tanpa bayaran, menurut Ben hal itu tidak menjadi masalah baginya.

-
photo/Ilustrasi/sandweisstestprep.com

Tentu, hal itu karena Ben sendiri masih berstatus sebagai mahasiswa dan segala macam keperluannya, mulai dari makan, tempat tinggal, transportasi, dan asuransi kesehatan, menjadi tanggungan kedua orang tuanya.

“Saya benar-benar harus berterima kasih kepada orang tua saya. Mereka tahu bahwa kerja magang, apakah dibayar atau tidak, adalah sesuatu yang perlu saya lakukan untuk memajukan karir saya kelak," kata Ben Wagner.

Kerja magang telah dipraktikkan sejak Abad Pertengahan, di mana ketika itu para pengrajin melatih tenaga kerja tidak terampil dalam sektor itu. Menurut Asosiasi Nasional Perguruan Tinggi dan Pengusaha (National Association of Colleges and Employers/NACE), saat ini tercatat sedikitnya 60% lulusan perguruan tinggi telah menyelesaikan masa magang.

-
photo/Ilustrasi/usnews.com

Sementara di tahun 2014, setidaknya 46,5 persen pekerja magang tidak dibayar. Magang tanpa bayaran di Amerika Serikat ternyata dilindungi oleh Departemen Tenaga Kerja Amerika sejak tahun 2018.

Departemen tersebut mengijinkan pekerjaan magang yang tidak dibayar, jika pelaku kerja magang menerima manfaat lebih besar dari pengalamannya daripada pemberi kesempatan magang.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X