Esai adalah tugas mahasiswa yang membosankan dan tak banyak disukai. Esai merupakan tulisan yang berisi tentang opini penulis terhadap suatu subyek tertentu.
Sebelum menulis esai, harus dilakukan pencarian topik dan pemahaman isi agar pembaca tertarik, tak heran bila esai ditulis hingga berlembar-lembar.
Berbeda dengan mahasiswi dari pergurun tinggi di Jepang yang justru mengumpulkan kertas kosong ke dosennya. Uniknya, ia justru mendapatkan nilai bagus.
Mahasiswi yang mendapatkan nilai bagus itu bernama Eimi Haga. Ia baru menjalani tahun pertamanya di sejarah ninja di Mie University, Jepang. Kampus ini memiliki Pusat Penelitian Ninja Internasional pada tahun 2017 untuk belajar tentang rahasia agen rahasia dan tentara bayaran Jepang.
Suatu saat, dosen tersebut meminta mahasiswanya untuk menulis esai tentang kunjungan ke Museum Ninja Igaryu. Museum yang didedikasikan untuk sejarah ninja dan ninjutsu.
Ketika mengumpulkan esai, Eimi Haga justru tak memperlihatkan tulisan apapun alias kosong. Dari lembaran kosong tersebut, dosen menduga bahwa Eimi Haga menggunakan "aburidashi". Yaitu teknik ninja yang menggunakan tinta yang terbuat dari kedelai.
Tinta dari kedeali yang ditulis di kertas ini tidak mudah terlihat atau muncul. Ini adalah teknik yang digunakan oleh para ninja sebagai alat komunikasi di abad pertengahan Jepang.
Teknik penulisan esai yang digunakan oleh Haga tergolong rumit. Ia harus merendam kedelai semalaman, lalu menghancurkannya. Kedelai yang hancur tersebut kemudian dicampur dengan ekstrak kedelai dan air.
Haga menghabiskan waktu hingga dua jam untuk menulis esai dengan sikat halus di kertas "washi". Penulisan esai di kertas ini membutuhkan konsentrasi yang tepat.
Dosen Haga yang bernama Professor Yuji Yamada tak ragu memberikan nilai yang bagus karena Haga menggunakan teknik ninja.
