BKSDA Sebut Populasi Gajah di Aceh Semakin Menurun

- Jumat, 17 Januari 2020 | 22:12 WIB
Pawang (mahout) memandikan gajah sumatra jinak yang didatangkan dari Pusat Latih Gajah (PLG) Saree di posko Conservation Response Unit (CRU) Mila, Pidie, Aceh, Sabtu (11/1). (Photo/ANTARA/Irwansyah Putra)
Pawang (mahout) memandikan gajah sumatra jinak yang didatangkan dari Pusat Latih Gajah (PLG) Saree di posko Conservation Response Unit (CRU) Mila, Pidie, Aceh, Sabtu (11/1). (Photo/ANTARA/Irwansyah Putra)

Seiring ditemukannya lima bangkai gajah mati, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh mencatat populasi gajah liar yang tersebar di kawasan hutan Aceh sekitar 539 ekor. Hal ini menunjukkan populasi gajah semakin menurun.

Kepala BKSDA Aceh, Agus Arianto memberikan informasi tersebut kepada jurnalis di Banda Aceh, pada Kamis (16/1).

"Saat ini ada 539 ekor gajah di Aceh, memang perlu updating datanya, kita coba melakukan kegiatan inventarisasi untuk updating data tersebut," katanya.

Menurutnya, kehidupan gajah liar di Aceh sangat mengkhawatirkan. Konflik manusia dan gajah semakin rentan terjadi. Agu mengatakan, untuk menangani konflik tersebut, Pemerintah Aceh dan pemerintah pusat sudah memiliki strategi penanganan, terutama terkait dengan kawasan ekosistem esensial.

Misalnya, saat ini di Bener Meriah dibangun barrier sepanjang 15 kilometer. Barier itu nantinya diharapkan akan meminimalisir konflik gajah yang terjadi di Kabupaten Bener Meriah.

"Memang itu menjadi salah satu solusi jangka panjang yang kita lakukan untuk mengatasi konflik-konflik yang terjadi saat ini," tuturnya.

Berdasarkan data yang disampaikan Agus, jumlah kematian gajah liar tahun 2020 sebanyak enam ekor. Dengan rincian lima ekor di Aceh Jaya dan seekor anak bayi gajah di Aceh Utara.

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X