Pakar: Pernah KLB Jadi Alasan Gunung Kidul Kerap Kena Antraks

- Jumat, 17 Januari 2020 | 10:15 WIB
Ilustrasi Sapi (Dok Kementrian Pertanian)
Ilustrasi Sapi (Dok Kementrian Pertanian)

Kasus penyakit antraks pada hewan maupu manusia, kerap ditemukan di Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta. Bahkan, sebelumnya kabupaten ini pernah berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB) antraks.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Siti Nadia Tarmizi menerangkan, secara historis wilayah Yogyakarta pernah menjadi daerah KLB antraks pada hewan.

Diterangkan olehnya, kuman antraks dari hewan yang telah mati akan tetap hidup sebagai spora bertahun-tahun lamanya. Spora kuman antraks tersebut sulit dibasmi, karena mampu hidup dalam waktu yang lama baik itu di dalam tanah maupun di air.

Meski hewan yang mati dikubur di dalam tanah, spora kuman antraks tersebut tetap akan hidup di dalam tanah dalam waktu yang lama. Sedangkan jika ada warga yang menggarap lahan di wilayah tersebut, spora itu bisa kembali muncul.

"Sporanya bisa hidup bertahun-tahun di tanah dan di air. Jadi kenapa bisa sering kali muncul, dulu pernah daerah antraks puluhan tahun. Tapi begitu tanahnya diolah, sporanya yang di dalam tanah jadi muncul ke permukaan," jelas Nadia di Jakarta, seperti dilansir Antara Jumat (17/1/2020).

Spora antraks yang hidup selama bertahun-tahun kemudian menempel di daun dan rerumputan yang menjadi makanan hewan ternak. Alhasil, hewan ternak terjangkit penyakit antraks dan kuman tersebut kembali berkembang di dalam tubuh hewan.

"Hewan ternak yang mati karena antraks dalam jumlah kecil mungkin belum menjadi perhatian seperti saat terjadi KLB antraks pada hewan. Namun perlu diketahui, satu hewan ternak terjangkit antraks bisa menularkan penyakit tersebut kepada puluhan manusia," pungkasnya.

Untuk diketahui, Kementerian Kesehatan mencatat sebanyak 27 orang positif terjangkit antraks di Gunung Kidul DIY yang dilaporkan terakhir pada 31 Desember 2019. Dari 27 orang yang terjangkit antraks tersebut, satu orang meninggal yang disebabkan oleh penyakit meningitis.

Sementara itu, sebanyak tiga ekor sapi dan enam ekor kambing dilaporkan mati akibat penyakit antraks di Kabupaten Gunung Kidul.

Artikel Menarik Lainnya

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X