Soal Kebocoran data eHAC, Pemerintah Dianggap Teledor dan Harus Minta Maaf ke Publik

- Rabu, 1 September 2021 | 11:07 WIB
Ilustrasi keamanan data di media maya. (Pexels)
Ilustrasi keamanan data di media maya. (Pexels)

Anggota Komisi I DPR RI Muhammad Iqbal menyayangkan adanya dugaan kebocoran data dari aplikasi milik pemerintah. Kali ini, aplikasi yang diduga data bocor adalah aplikasi Electronic Health Alert Card (eHAC).

Setidaknya ada 1,3 juta pengguna aplikasi milik Kementerian Kesehatan RI ini yang terdampak kebocoran data.

"Data yang bocor meliputi ID pengguna yang berisi nomor kartu tanda penduduk (KTP), paspor serta data dari hasil tes Covid-19, alamat, nomor telepon dan nomor peserta rumah sakit, nama lengkap, tanggal lahir, pekerjaan, dan foto, serta sejumlah data penting lainnya," ujar Iqbal kepada wartawan, Rabu (1/9/2021).

Baca Juga: Heboh Data Aplikasi eHAC Kemenkes Bocor, Polri Turun Tangan

Ditegaskan Iqbal kebocoran data pribadi di aplikasi milik pemerintah ini merupakan bentuk keteledoran dan kurangnya tanggung jawab yang sering terulang. Sebelumnya data 2 juta nasabah asuransi BRI Life bocor dan dijual secara online, lalu Mei 2021 data pribadi 279 penduduk Indonesia dari BPJS Kesehatan.

"Tindak lanjut dan laporan penyelidikannya juga belum jelas," tutur dia.

Politisi PPP ini menyampaikan kasus kebocoran data pribadi masyarakat Indonesia bukan masalah enteng. Masyarakat rugi berkali-kali karena kasus kebocoran data ini. 

"Dalam kasus kebocoran data dari eHAC, Kementerian Kesehatan RI dan pihak terkait harus meminta maaf kepada publik atas terjadinya kasus ini, bukan hanya mencari siapa yang bersalah," imbaunya.

Selain itu, Iqbal menilai adanya kasus kebocoran data pribadi di website pemerintah maupun perusahaan BUMN membuat masyarakat terkena dampaknya, baik secara materi maupun non-materi. Oleh karena itu, kami minta pemerintah maupun perusahaan BUMN terus memperkuat sistem keamanan data.

"Sistem keamanan data yang lemah bisa mengundang kejahatan siber seperti penipuan online dan lainnya," tutupnya.

Sebelumnya peneliti siber dari vpnMentor menemukan adanya kebocoran data pada aplikasi eHAC. Aplikasi yang digunakan oleh warga negara dan warga asing yang hendak bepergian itu menyimpan lebih dari 1,4 juta data dari 1,3 juta pengguna eHAC.

Dari temuan vpnMentor, data yang bocor pada aplikasi eHAC meliputi nomor kartu tanda penduduk (KTP), nomor paspor warga asing, alamat, nomor telepon, tanggal lahir, pekerjaan, dan foto.

Selain itu, data termutakhir hasil tes Covid-19, nomor peserta rumah sakit, data dari sebanyak 266 rumah sakit dan klinik di seluruh Indonesia.

Bahkan, nama dokter yang melakukan tes terhadap pelancong, informasi jumlah tes yang dilakukan, dan data tentang jenis pelancong juga mengalami kebocoran.

Halaman:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X