Banyak sekali kerugian akibat pandemi virus corona, salah satunya sebuah kebun binatang di Thailand yang mengalami dampak penurunan jumlah pengunjung sehingga terpaksa harus menjual 11 gajah.
Kebun Binatang Harimau yang dulu populer di Chon Buri, Thailand, sekitar 60 mil dari ibu kota Bangkok, menjual hewan dan pemeliharanya.
Pihak kebun binatang meminta 3 juta baht atau setara Rp 1,3 miliar per gajah dan menawarkan diskon kepada siapa pun yang mau mengambil seluruh kawanan dari tangan mereka.
Kebun binatang ditutup pada hari Jumat, 30 April, dan sedang berjuang untuk memberi makan hewan tanpa pendapatan dari turis.
Kebun Binatang Harimau Sriracha telah menjadi objek wisata populer di Thailand selama lebih dari 30 tahun dan merupakan rumah bagi sekitar 270 harimau.
Virus corona telah menghancurkan aktivitas gajah di negara Asia Tenggara itu, dengan cagar alam dan pusat rehabilitasi berjuang untuk tetap buka tanpa pariwisata internasional, yang mendanai tingginya biaya memberi makan dan merawat makhluk raksasa itu.
Banyak pemilik dan pelatih gajah telah meninggalkan mereka, berusaha menjual gajah atau melakukan perjalanan panjang ke tanah air mereka.
Gajah adalah spesies yang dilindungi dan terancam punah dalam daftar Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Fauna dan Flora Liar yang Terancam Punah.
Dikutip dari Mirror, hukum Thailand melarang penjualan gajah, tapi ada pengecualian, menurut Departemen Taman Nasional, Margasatwa dan Konservasi Tumbuhan.
Gajah tidak dapat dibeli oleh orang untuk dijadikan hewan peliharaan dan hanya boleh dijual ke kebun binatang lain atau untuk penelitian, studi atau pengembangbiakan.
Kebun binatang lain di seluruh Thailand juga berusaha mengumpulkan uang untuk memberi makan hewan mereka karena pandemi membuat tak adanya pengunjung.
