Wabah penyakit leptospirosis tengah melanda Kota New York, Amerika Serikat. Saat ini tercatat ada 15 kasus penyakit yang berasal dari bakteri yang ditemukan di dalam urine tikus itu.
Dikutip dari Daily Mail, Senin (19/10), dari 15 kasus tercatat, 1 orang di antaranya meninggal dunia. Kurun 2006 hingga 2020, tercatat 57 kasus penyakit ini di New York. Artinya, 15 kasus yang terjadi di 2021 ini telah menyumbangkan lebih dari 25 persen dari total kasus selama 1 dekade.
Sebelumnya, peringatan akan penyakit itu telah dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan New York pada 22 September lalu. Bakteri tersebut bisa tumbuh dikarenakan beberapa faktor, salah satunya suhu yang lebih hangat.
"Bakteri bisa bertahan di lingkungan lembab yang hangat. Perubahan kondisi iklim yang memungkinkan bakteri bisa bertahan (kondisi iklim yang lebih hangat dan lembab), dapat berkontribusi pada peningkatan kasus pada manusia," ujar Departemen Kesehatan setempat.
Lebih jauh, penyakit ini menyebar dari hewan ke manusia. Manusia bisa tertular saat bersentuhan dengan urine tikus yang terinfeksi melalui makanan atau air.
Ternyata, hewan-hewan yang bisa menularkan penyakit ini ke manusia bukan hanya tikus saja, namun juga babi,kuda, anjing hingga sapi seperti yang dikatakan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS.
Gejala yang timbul saat seseorang terinfeksi di antaranya demam, sakit kepala, sakit perut, kedinginan dan diare. Gejala ini bisa muncul tiba-tiba saja dalam kurun 2-4 hari pasca ia terpapar bakteri.
