RUU Keolahragaan Disahkan, Suporter Kini Tak Hanya Sekadar Tim Hore

- Selasa, 15 Februari 2022 | 17:51 WIB
Suporter Atletico Madrid. (REUTERS/Javier Barbancho)
Suporter Atletico Madrid. (REUTERS/Javier Barbancho)

Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Keolahragaan resmi disahkan dalam Rapat Paripurna DPR RI hari ini, Selasa (15/2/2022). Salah satu poin penting dalam beleid ini adalah prioritas suporter untuk menjadi bagian dari pemilik klub olahraga.

“Kami di Komisi X dan pemerintah telah menyepakati membawa RUU Keolahragaan sebagai pengganti UU Sistem Keolahragaan Nasional untuk disahkan dalam rapat paripurna DPR. Ada banyak poin penting dalam RUU ini, salah satunya tentang penempatan suporter untuk diprioritaskan menjadi bagian dari pemilik klub olahraga,” kata Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (15/2/2022).

Dia menjelaskan selama ini suporter klub olahraga hanya dijadikan sebagai tim hore. Mereka hanya dimanfaatkan untuk membeli tiket dan membeli merchandise klub. Padahal para suporter mempunyai potensi luar biasa baik dalam konteks ikatan emosional maupun potensi ekonomi yang bisa digunakan untuk membesarkan klub olahraga itu sendiri.

“Jika mereka diberikan kesempatan sebagai pemilik klub maka keterikatan emosional suporter diarahkan ke hal-hal yang lebih positif termasuk menjaga attitude mereka sehingga tidak merugikan klub itu sendiri,” ujarnya.

Selain soal pengelolaan suporter, kata Politisi PKB ini, RUU Keolahragaan juga memuat beberapa poin penting dalam pengembangan olahraga di tanah air. Poin-poin tersebut di antaranya tentang penguatan olahraga sebagai profesi. Dengan demikian para atlet mendapatkan perlindungan yang lebih memadai dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN).

“Selama ini olahraga hanya dimaknai sebagai hobi bukan profesi sehingga tidak masuk SJSN. Dengan menegaskan olahraga sebagai profesi maka atlet berhak mendapatkan fasilitas jaminan sosial seperti BPJS Kesehatan, dan BPJS Ketenagakerjaan," jelas Huda.

"Penghargaan kepada mereka tidak sekadar bersifat jangka pendek seperti bonus, kenaikan pangkat, atau tanda kehormatan saja, tetapi juga jaminan  hari tua saat mereka sudah pensiun sebagai atlet,” sambungnya.

BACA JUGA: RUU Tindak Pidana Kekerasan Seksual Resmi Disahkan Jadi Inisiatif DPR

Huda mengungkapkan dalam RUU Keolahragaan ini juga memuat tentang sumber pendanaan pembinaan olahraga di Indonesia. Terkait pendanaan RUU Keolahragaan mengamanatkan adanya dana perwalian keolahragaan yang dikelola secara profesional oleh lembaga non pemerintah.

Dengan demikian berbagai hibah yang diberikan oleh pihak ketiga bisa dikelola lembaga ini, sehingga menjadi sumber pendanaan pengelolaan olahraga selain dana yang berasal dari pemerintah.

“Dana Perwalian Keolahragaan ini untuk memastikan sumber dana pengelolaan olahraga nasional lebih transparan dan profesional. Selain itu pihak ketiga juga bisa langsung memberikan hibah ke pengurus cabang olahraga di level pusat. Kalau di level daerah sumbangan ini tetap harus lewat KONI-KOI,” katanya.

Dalam hal pemajuan olahraga prestasi, lanjut Huda dalam RUU ini adanya pengaturan mengenai desain besar olahraga nasional untuk pusat dan desain olahraga daerah untuk daerah provinsi/kabupaten/kota. Selain itu, diatur juga mengenai Pemerintah Daerah kabupaten/kota wajib mengelola paling sedikit 2 (dua) cabang Olahraga unggulan yang bertaraf nasional dan/atau internasional.

“Dengan model pembinaan seperti ini maka pembinaan olahraga prestasi bisa dilakukan secara berjenjang dan tidak sekadar menjadi tanggungjawab pemerintah pusat saja,” katanya.

Ia juga memastikan jika RUU Keolahragaan ini akan menjadi payung bagi pengembangan olahraga yang lebih adaptif terhadap perkembangan zaman. Indikatornya adalah RUU ini mengamanatkan adanya big data dalam pengembangan dan pembinaan olahraga di tanah air.
 
Selain itu kata Huda RUU Keolahragaan ini juga memuat ketentuan tentang e-Sport atau olahraga berbasis teknologi digital/elektronik yang saat ini ekosistemnya juga berkembang secara signifikan di tanah air. Menurutnya pengembangan e-Sport harus diperhatikan secara khusus agar cabang olahraga ini memberikan dampak positif dan meminimalkan potensi negatifnya bagi generasi muda di tanah air.  

Halaman:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X