Ini Sederet Prediksi Perekonomian RI yang Terguncang Wabah Corona

- Sabtu, 4 April 2020 | 12:28 WIB
Ilustrasi sistem ekonomi yang terganggu. (pixabay/Ahmad Ardity)
Ilustrasi sistem ekonomi yang terganggu. (pixabay/Ahmad Ardity)

Wabah virus corona di Indonesia bukan hanya membuat puluhan nyawa melayang, tapi juga berdampak pada beberapa aspek kehidupan, termasuk juga sistem perekonomian.

Asian Development Bank (ADB) memperkirakan, pertumbuhan ekonomi di Indonesia di tahun 2020 ini hanya sebesar 2,5%. Angka ini mengalami penurunan hingga separuhnya dari tahun 2019 sebesar 5,0%.

-
Direktur ADB untuk Indonesia, Winfried Wicklein. (Global Geothermal News)

Direktur ADB untuk Indonesia, Winfried Wicklein dalam keterangannya pada Jumat (3/4/2020) mengatakan, Indonesia memiliki landasan makro ekonomi yang kuat, namun kemunculan virus corona membawa dampak yang cukup signifikan. 

Ia juga menambahkan, sistem perekonomian Indonesia bisa kembali pulih, jika ada tindakan tegas dalam menangani wabah virus corona.

"Meski Indonesia memiliki landasan makro ekonomi yang kuat, wabah Covid-19 yang tengah berlangsung telah mengubah arah perekonomian negara ini, dengan memburuknya kondisi lingkungan eksternal dan melemahnya permintaan dalam negeri," ucap Winfried.

"Jika tindakan tegas dapat diterapkan secara efektif untuk menanggulangi dampak kesehatan dan ekonomi wabah tersebut, khususnya guna melindungi kelompok miskin dan rentan, perekonomian Indonesia diperkirakan dapat kembali secara bertahap ke jalur pertumbuhannya tahun depan," lanjutnya.

-
Ilustrasi uang rupiah. (pixabay/Mohamad Trilaksono

Menurut Asian Development Outlook (ADO) 2020, virus corona sejalan dengan penurunan harga komoditas dan gejolak pasar keuangan. Kondisi ini akan berdampak pada buruknya sistem perekonomian dunia dan Indonesia pada tahun ini. Ditambah lagi dengan memburuknya perekonomian sejumlah mitra dagang di Indonesia.

Permintaan dalam negeri pun diperkirakan akaln melemah seiring dengan menurunnya sentimen bisnis dan konsumen. Namun, seiring dengan kembali pulihnya perekonomian dunia di tahun depan, pertumbuhan Indonesia diklaim akan mendapat momentum, dibantu dengan reformasi di bidang invetasi.

ADB memperkirakan, inflasi akan naik tipi ke 3,0% di tahun ini dari tahun sebelumnya yang hanya 2,8%. Namun, angka ini akan mengalami penurunan pada tahun 2021 menjadi 2,8%.

Sementara itu, tekanan inflasi yang berasal dari ketatnya pasokan pangan, dan depresiasi mata uang dapat diimbangi denan penurunan harga bahan bakar non-subsisdi serta subsifi tambahan untuk listrik dan pangan.

Di sisi lain, pendapatan eksport dari sektor pariwisata dan komoditas juga diperkirakan akan mengalami penurunan, hingga dapat menyebabkan defisit transaksi berjalan mencapai 2,9% dari produk domestik bruto pada tahun 2020.

Sejalan dengan pulihnya taraf ekspor dan investasi di tahun 2021, volume barang modal impor yang lebih besar, dapat menyebabkan defisit transaksi berjalan sama seperti di tahun 2020.
 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X