Tolak Lockdown, Warga Malawi: Kami Bisa Mati kelaparan di Dalam Rumah

- Selasa, 21 April 2020 | 19:14 WIB
Presiden Malawi, Peter Mutharika. (Photo/REUTERS/Eldson Chagara)
Presiden Malawi, Peter Mutharika. (Photo/REUTERS/Eldson Chagara)

Banyak warga Malawi yang merasa lega atas keputusan Pengadilan Malawi karena telah membatalkan sementara keputusan lockdown di negeri itu.

Dilansir dari AFP, Selasa (21/4/2020), salah satu penjual pakaian bekas, Thom Minjala di Malawi mengungkapkan rasa syukurnya karena pemerintah tidak jadi menerapkan kebijakan tersebut.

"Seandainya lockdown itu diterapkan, kita pasti akan mati karena kelaparan dan bukan karena virus Corona," kata dia.

Minjala mengatakan bahwa mayoritas masyarakat di negara itu hidup dengan berpendapatan rendah yang hanya dari US$ 1 per hari. Mereka bekerja di sektor perdagangan informal atau pekerjaan sambilan.

-
Warga Malawi. (Photo/REUTERS/UNCG Zambia)

"Tentu saja, kami takut dengan penyakit itu tetapi ketakutan nomor satu kami adalah kelaparan," ujar Minjala.

"Kami tidak punya uang untuk ditabung, apa pun yang kami hasilkan dari penjualan harian adalah apa yang memberi kami makan untuk hari itu," lanjutnya.

Sebelumnya, Presiden Mutharika mengumumkan lockdown pada pekan lalu. Hal itu membuat sejumlah pedagang turun ke jalan guna memprotes kebijakan tersebut.

Sementara dari Koalisi Pembela Hak Asasi Manusia membawa kasus tersebut ke pengadilan dan setelahnya, pengadilan memutuskan untuk menghentikan sementara lockdown selama 7 hari menunggu selesainya peninjauan kembali.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X