Polemik Ridwan Saidi yang Sebut Kerajaan Sriwijaya Fiktif

- Minggu, 1 September 2019 | 10:15 WIB
Instagram/rizaahmad_rock
Instagram/rizaahmad_rock

Pernyataan Budayawan Betawi Ridwan Saidi mengenai Kerajaan Sriwijaya fiktif dan hanya kelompok bajak laut menuai polemik panjang. Dia mengatakan itu dalam kanal Youtube Macan Idealis.

Arkeolog senior Bambang Budi Utomo bahkan meminta video itu dicabut dari Youtube agar tidak menjadi hoax berkepanjangan.

"Saya sudah usulkan ke direktorat sejarah lebih baik video itu dicabut atau hapus saja dari Youtube untuk menyelamatkan masyarakat dari hoaks," kata Bambang Budi Utomo saat diskusi Kerajaan Sriwijaya di Palembang, Sabtu.

Namun jika memang Ridwan Saidi merasa penjelasannya benar maka ia memintanya menunjukkan bukti-bukti. Dia juga mengkhawatirkan literasi sejarah masyarakat Indonesia yang rendah sehingga bisa membuat sia-sia pekerjaan sejarawan dan arkeolog selama ini.

"Untuk masyarakat, jika ingin mencari tahu sejarah harus dipahami betul-betul, bandingkan pengetahuan yang baru dengan pemahaman yang sudah dimiliki, logikanya seperti apa kira-kira, jangan ditelan mentah-mentah," jelas Bambang yang juga anggota Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia.

Bambang sudah puluhan tahun meneliti tentang Kerajaan Sriwijaya dan menjabarkan bukti-bukti kalau kerajaan ini tidak fiktif. "Pertama Sriwijaya itu satu-satunya kerajaan yang punya akta kelahiran, lalu kedua Sriwijaya sudah memiliki aturan dalam menata kota, ada tamannya, ada tempat sucinya, artinya Sriwijaya itu sudah maju pada masanya, jadi orang Sumsel harus bangga," tambahnya.

Soal bajak laut yang diucapkan Ridwan Saidi, dia menjelaskan bahwa itu adalah suku-suku laut di zaman Sriwijaya yang memang sering dimintai tolong untuk menjadi tentara Sriwijaya.

Organisasi profesi Masyarakat Sejarawan Indonesia Provinsi Sumatera Selatan juga mengatakan bahwa pernyataan Ridwan ngawur dan sebuah temuan harus diuji oleh forum ilmuwan, bukan asal berpendapat.

"Apakah setiap pendapat orang yang tidak jelas keahliannya menjadi sebuah pembenaran? Jika demikian maka tutup saja perguruan tinggi atau kajian-kajian khusus bidang sejarah," pungkas Farida yang merupakan ketua MSI dan dosen sejarah di Unsri.

Editor: Zega

Rekomendasi

Terkini

Polres Langkat Musnahkan Barbuk Ganja dan Sabu

Rabu, 17 April 2024 | 11:20 WIB
X