Perempuan itu duduk di emperan toko yang sudah tutup di sudut jalan itu. Selonjoran. Seorang diri. Kadang-kadang tanpa busana. Dingin angin malam menusuk menembus kulitnya, tapi itu tak dihiraukannya.
Sudah beberapa hari terakhir dia duduk di situ tiap malam. Tidak ada yang tahu ke mana dia hendak pergi. Kenapa dia di situ, apa yang ditunggunya, dan ke mana arah tujuannya; tidak ada yang tahu. Tidak ada yang peduli.
Rambutnya hitam dan indah. Panjang terurai. Dari perawakan dan kulitnya, meskipun kotor dan lusuh, jelas terlihat ia masih muda.
Keberadaannya di situ mengundang perhatian orang-orang, terutama pria-pria berotak mesum. Alih-alih ditolong, dia malah dijadikan sasaran pelampiasan nafsu binatang pria-pria itu.
Saban malam, demikian menurut keterangan warga sekitar, dia selalu didatangi oleh pria-pria yang ingin menyalurkan nafsu hewani mereka.
Rata-rata mereka adalah pria "waras" dalam konsepsi pengertian umum tentang waras. Mereka bersepeda motor, kebanyakan masih mengenakan pakaian kerja, bersepatu mengilap, dan berhelm.
Dalam rekaman CCTV yang dibagikan akun Instagram @net2netnews, terlihat bagaimana pria-pria itu datang padanya, menjadikannya "pelacur prodeo".
Seorang dari pria-pria berotak mesum itu bahkan memakai ransel. Ia berhenti menghampiri wanita itu, celingak-celinguk mengawasi sekitar, sebelum turun dari motornya, dan "mengambil".
Keterangan yang dibagikan akun @net2netnews bahkan menyebut kalau pria itu meremas payudara perempuan itu dan meminta untuk melakukan oral seks. Hal ini, demikian menurut akun tersebut, terjadi di Kota Pekalongan, Jawa Tengah.
Betapa memilukan. Sudahlah diperlakukan bak pelacur, prodeo pula. Betapa bejat pria-pria itu.
Dalam hidup yang kejam ini, berapa kali lagi kita akan menyaksikan yang seperti ini?
