Rupiah Melemah, Isu Seputar Virus Corona Jadi Penyebab Utama

- Jumat, 14 Agustus 2020 | 17:45 WIB
Seorang teller bank memegang uang rupiah. (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
Seorang teller bank memegang uang rupiah. (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

Kurs rupiah di pasar spot ditutup melemah pada akhir perdagangan hari ini. Jumat (14/8/2020). Rupiah di pasar spot ditutup di level Rp 14.795 per dolar Amerika Serikat (AS) atau melemah 0,14% dibandingkan dengan penutupan hari Kamis (13/8/2020) di level Rp 14.775 per dolar AS.

Direktur PT.TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi menjelaskan, secara umum pelemahan rupiah masih didominasi oleh isu virus Corona, baik dari internal maupun eksternal. 

Dari sektor eksternal, Ibrahim mengatakan bahwa pasar masih tetap fokus pada pembicaraan soal paket stimulus,l yang macet minggu lalu. Pendanaan untuk Layanan Pos AS dan untuk menopang infrastruktur pemilihan umum menjadi poin penting dalam pembicaraan kongres tentang bantuan virus corona. Presiden Donald Trump sendiri berjanji untuk memblokir pendanaan apa pun yang digunakan untuk memfasilitasi pemungutan suara melalui surat.

Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell dan Ketua DPR Nancy Pelosi mengatakan, kedua belah pihak masih jauh dari kesepakatan. Hal ini juga disampaikan oleh Penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow yang mengatakan bahwa dialog menemui jalan buntu.

Pada hari Rabu, Trump menuduh anggota Kongres dari Demokrat tidak ingin merundingkan paket bantuan virus corona AS ketika negosiator Republik dan Demokrat saling menyalahkan atas penundaan lima hari dalam pembicaraan mengenai Rumusan undang-undang(RUU) bantuan.

Sementara itu, rilis data klaim pengangguran AS yang lebih baik dari perkiraan, menjadi isu tersendiri. Klaim awal untuk tunjangan pengangguran negara bagian turun 228 ribu menjadi 963 ribu, yang disesuaikan secara musiman untuk pekan yang berakhir 8 Agustus. 

"Itu adalah level terendah sejak pertengahan Maret ketika pihak berwenang mulai menutup bisnis yang tidak penting untuk memperlambat penyebaran virus," ujar Ibrahim kepada Indozone, Jumat (14/8/2020). 

-
Ilustrasi virus corona (Pexels/Edward Jenner)

 

Sementara dari sisi internal, Ibrahim mengatakan bahwa Presiden RI, Joko Widodo telah menyampaikan Rancangan Undang Undang Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021, beserta nota keuangan dalam Sidang Tahunan MPR 2020.

Jokowi menyampaikan, dalam RAPBN 2021 pemerintah mengalokasikan anggaran Rp 356,5 triliun yang digunakan untuk melanjutkan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Hal ini disebutnya direspons positif oleh pasar. 

Kemudian isu yang kedua dari internal yakni kebijakan perpanjangan masa transisi PSBB. Menurut Ibrahim, pasar sudah bisa memprediksi kalau Pemerintah DKI Jakarta bakal kembali memperpanjang PSBB masa transisi keempat kalinya, untuk dua pekan ke depan hingga 27 Agustus mendatang. 

Perpanjangan PSBB masa transisi di DKI Jakarta, kata Ibrahim, mengakibatkan arus modal asing kembali keluar dari pasar dalam negeri. Hal ini sangat disayangkan, karena Bank Indonesia sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menstabilkan mata uang rupiah dan menurunkan suku bunga dan melakukan intervensi di pasar valas, obligasi dan SUN di perdagangan DNDF.

Namun apa yang dilakukan Bank Indonesia belum membuahkan hasil karena hembusan angin yang lebih kencang dari eksternal. 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X