Penusukan di Gereja Prancis Tewaskan 3 Orang, Presiden Macron Perketat Keamanan Nasional

- Sabtu, 31 Oktober 2020 | 12:52 WIB
Presiden Prancis Emmanuel Macron. (REUTERS/Benoit Tessier/Pool)
Presiden Prancis Emmanuel Macron. (REUTERS/Benoit Tessier/Pool)

Terjadi penusukan di sebuah gereja di kota Nice, Prancis pada Kamis (29/10/2020) pukul 09.00 waktu setempat. Akibat aksi itu, tiga orang meninggal dunia.

Seorang pria berusia 21 tahun asal Tunisia ditetapkan sebagai tersangka aksi keji itu. Sebelum ditembak oleh polisi, pria ini dilaporkan memenggal kepala seorang wanita dan menusuk dua orang lainnya di dalam dan luar gereja yang menyebabkan mereka meninggal dunia.

Menyikapi aksi ini, Prancis meningkatkan keamanan secara nasional untuk berjaga-jaga terhadap serangan lain. Presiden Prancis Emmanuel Macron mengerahkan ribuan tentara untuk melindungi situs-situs termasuk termasuk tempat ibadah dan sekolah seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (31/10/2020).

Macron juga mengatakan tidak akan menyerah setelah insiden penusukan itu. Ia mendesak orang-orang dari berbagai agama bersatu dan tidak menyerah pada perpecahan.

Serangan di gereja tersebut menjadi aksi penyerangan kedua yang menewaskan beberapa orang di Prancis menyusul kemarahan umat Islam tentang kartun Nabi Muhammad.

Sebelumnya, seorang guru bernama Samuel Paty di pinggiran kota Paris dipenggal kepalanya oleh remaja berusia 18 tahun. Guru tersebut dianggap menghina dan menghujat Islam karena menunjukkan kartun Nabi Muhammad di kelas.

Isu tersebut juga memicu protes di berbagai negara Islam. Beberapa negara memboikot produk-produk asal Prancis.

Di Pakistan, Bangladesh, dan wilayah Palestina, puluhan ribu umat Muslim menggelar protes anti-Prancis setelah salat Jumat.

 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X