Sudah 'Disentil' Presiden Jokowi, Anak Buahnya Tetap Ngotot Impor Garam 3 Juta Ton

- Sabtu, 20 Maret 2021 | 14:46 WIB
Petani garam di Palu (ANTARAFOTO/Basri Marzuki)
Petani garam di Palu (ANTARAFOTO/Basri Marzuki)

Hasil rapat antara Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, Menko Perekonomian Airlangga, Mendag Lutfi dan Menperin Agus Gumiwang, memutuskan bahwa pemerintah akan mengimpor garam sebanyak 3 juta ton.

Berdasarkan neraca saat ini, stok produksi garam nasional adalah 2,1 juta ton sementara kebutuhan garam mencapai 4,6 juta ton.

"Lalu kemudian impor (garam) diputuskan 3 juta," kata Sakti dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI, Kamis (18/3/2021).

Menurut Mendag Lutfi, impor garam diberlakukan karena kualitas garam lokal belum bisa memenuhi standar kualitas yang dibutuhkan industri.

"Garam itu kualitasnya berbeda. Di mana garam kita yang dikerjakan PT Garam dan petani rakyat ini belum bisa menyamai kualitas garam industri tersebut," ujar Lutfi, Jumat (19/3/2021).

Dia mencontohkan penggunaan garam lokal seharga Rp2 untuk mi instan. Karena kualitasnya tidak sesuai, maka malah menghancurkan mi instan seharga Rp2.500.

"Inilah yang sekarang menjadi permasalahannya, garam boleh sama asinnya tetapi kualitasnya berbeda," kata Lutfi.

Karena itu, yang menjadi PR sekarang adalah bagaimana caranya meningkatkan kualitas garam lokal, tidak hanya kuantitas semata.

Menteri Perindustrian Agus juga mengatakan bahwa keputusan melaksanakan impor garam sudah melalui proses yang ketat.

Padahal, Presiden Jokowi pernah menyentil jajarannya soal impor garam. Menurutnya, masalah garam sudah diketahui sejak lama, tapi tidak pernah dicari jalan keluarnya.

"Dari laporan yang saya terima, ada dua permasalah utama yang kita hadapi dalam penyerapan garam rakyat, pertama rendahnya kualitas garam rakyat sehingga tidak memenuhi standar kebutuhan industri. Ini harus dicarikan jalan keluarnya, kita tahu masalahnya tapi tidak pernah dicarikan jalan keluarnya," kata Presiden Jokowi, Senin (5/10/2020).

Kritik soal impor garam pun datang dari anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin.

"Garam di rakyat saat ini masih banyak yang belum terserap. Kalo impor diteruskan, ini sama saja menenggelamkan kehidupan petani garam secara pelan-pelan," kata Andi.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Zega

Tags

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X