Dicecar 45 Pertanyaan oleh Polisi, Anji: Nggak Nyangka Impactnya Begini

- Senin, 10 Agustus 2020 | 22:06 WIB
Anji usai diperiksa di Polda Metro Jaya. (INDOZONE/Wilfridus Kolo).
Anji usai diperiksa di Polda Metro Jaya. (INDOZONE/Wilfridus Kolo).

Musisi Erdina Aji Prihartono atau Anji mengaku dicecar 45 pertanyaan oleh penyidik dalam kasus konten Covid-19 yang dinilai menyesatkan masyarakat. Pertanyaan yang dilontarkan padanya seputar identitasnya, hingga akun YouTube Dunia Manji terkait wawancara dengan Hadi Pranoto yang menjadi pokok perkara.

"Dari 45 pertanyaan, yang jelas pertanyaan diawal adalah pertanyaan tentang identitas saya. Maksudnya biodata jati diri. Lalu selebihnya akun Youtube Dunia Manji, lalu tentang kronologi kejadian ketika wawancara.  Intinya adalah materi pokok perkara," kata Anji usai diperiksa Ditkrimsus Polda Metro Jaya, Senin malam (10/8/2020).

Anji mengaku melakukan wawancara itu, karena sudah ada media yang melakukan interview sebelumnya, sehingga ia merasa ini konten yang perlu disampaikan kepada masyarakat di tengah kejenuhan akibat Covid-19 yang berkepanjangan.

"Seperti yang saya sebutkan diklarifikasi, bahwa sebelum saya melakukan interview di sana. Sudah ada beberapa media melakukan interview," paparnya.

"Saya merasa materi wawancara itu, bermanfaat untuk dibagikan. Memberikan harapan buat saya. Saya melihat kita semua sudah jenuh, lelah dengan pandemi ini. Lalu tiba-tiba semacam ada harapan. Jadi saya anggap ini baik dibagikan. Tapi saya tidak menyangka, impactnya ternyata seperti ini. Ya sudah saya hadapi saja," tuturnya

Terkait konten tersebut, ia sebenarnya memiliki itikad baik. Tapi dari peristiwa itu,d banyak belajar untuk mengecek sesuatu lebih detail dan mendalam seperti uji klinis obat, gelar seseorang dan hal lain terkait konten tersebut.

"Saya mencatat apa saja yang banyak diprotes dan dikeluhkan. Tentang gelar profesor, tentang uji klinis yang belum ada. Lalu tentang rapid swab test," ungkapnya.

Anji juga menyampaikan akan siap berkolaborasi dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) agar ke depan dapat menyampaikan informasi yang benar terkait sebuah penemuan yang bisa menjadi referensi masyarakat.

"Saya bilang di video klarifikasi saya saya bersedia bekerja sama dengan IDI, menyampaikan informasi maksudnya, ya bagaiamana sih sebuah temuan atau ramuan bisa dinyatakan sebagai obat melalui uji ilmiah, " bebernya.

Hal ini dimaksud sebagai ungkapan balasan atas kesalahannya dalam kasus terkait konten tersebut yang berujung pada pelaporan dirinya sebagai penyebar berita menyesatkan di tengah kekhawatiran masyarakat

"Jadi itu bentuk pembalas kesalahan saya. Bahwa saya bersedia bekerja sama. Jadi ini bukan titip-titipan. Tapi saya memang mendapatkan banyak masukan aja dari berbagai pihak," tukasnya.

Artikel Menarik Lainnya

 

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X