Kudeta Militer di Myanmar, Warga Myanmar Ini Mohon Komunitas Internasional Ikut Membantu

- Rabu, 3 Februari 2021 | 11:24 WIB
Para pengunjuk rasa di Myanmar. (REUTERS/Jorge Silva).
Para pengunjuk rasa di Myanmar. (REUTERS/Jorge Silva).

Buntut penahanan Aung San Suu Kyi dan aksi kudeta militer, membuat masyarakat Myanmar yang anti militer turun ke jalan untuk menggelar unjuk rasa. Dalam aksi tersebut, para pendemo membuat kegaduhan dan kebisingan dengan cara menyalakan klakson dan memukul segala jenis benda. 

Melansir Reuters, suara gemuruh pukulan pot dan klakson mobil bergema di kota terbesar Myanmar, Yangon, Selasa malam (2/2/2021). Ini adalah aksi demo pertama yang meluas dalam menentang kudeta militer yang menggulingkan pemerintahan terpilih Aung San Suu Kyi.

Seorang pejabat senior dari Liga Nasional Demokrasi (NLD),  mengatakan dia telah mengetahui bila para pemimpinnya berada di bawah tahanan rumah di ibu kota Naypyidaw, setelah perebutan kekuasaan terakhir militer di negara yang selalu dirusak selama beberapa dekade oleh pemerintahan militer.

Militer menolak untuk menerima kemenangan telak NLD dalam pemilihan umum dengan alasan tuduhan penipuan yang tidak berdasar. Tentara menahan para pemimpin NLD, menyerahkan kekuasaan kepada komandannya, Jenderal Min Aung Hlaing, dan memberlakukan keadaan darurat selama setahun.

Salah seorang warga Myanmar menumpahkan kekesalannya dengan situasi yang terjadi di negaranya. Melalui akunnya di TikTok @aaronkyawkyaw, pria ini meminta perhatian dari dunia internasional atas kejadian di negaranya tersebut.

-
Warga Myanmar. (Tiktok/@aaronkyawkyaw).

"Kami pernah merasa menderita dengan situasi di negara kami di bawah kepemimpinan ditaktor militer, dan sekarang aksi militer seperti ini akan buat kami kembali di bawah kediktatoran," ucapnya di video tersebut.

"Mereka bahkan akan mengumumkan pergantian beberapa menteri yang berasal dari militer dan kita tidak mau hal itu terjadi," tambahnya.

Baca Juga: Cabul! Pria Ini Mengintip Para Wanita di Ruang Ganti Gym

Pria ini juga minta masyarakat internasional membantu dan peduli dengan kondisi di negara yang juga disebut sebagai Burma tersebut.

"Jadi, saya mohon komunitas internasional untuk membantu kami, buat suara kami didengar di seluruh dunia," tambahnya. 

Utusan badan dunia Myanmar di PBB Christine Schraner Burgener mendesak Dewan Keamanan untuk "secara kolektif mengirimkan sinyal yang jelas untuk mendukung demokrasi di Myanmar."

Dewan sedang merundingkan kemungkinan pernyataan yang akan mengutuk kudeta tersebut, menyerukan militer untuk menghormati aturan hukum dan hak asasi manusia, dan segera membebaskan mereka yang ditahan secara tidak sah, kata para diplomat. Konsensus tersebut dibutuhkan setidaknya 15 orang dalam dewan untuk mengeluarkan pernyataan semacam itu.

Seorang diplomat dengan misi PBB di Tiongkok mengatakan akan sulit untuk mencapai konsensus tentang draf pernyataan tersebut.

"Kami berpandangan bahwa setiap tindakan Dewan harus berkontribusi pada stabilitas politik dan sosial Myanmar serta perdamaian dan rekonsiliasi, menghindari meningkatnya ketegangan atau semakin memperumit situasi," kata diplomat itu.

Halaman:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X