Anies: Penyebaran Corona Tidak Terjadi di Pemukiman Padat Penduduk

- Jumat, 13 Maret 2020 | 20:21 WIB
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan memberikan keterangan terkait penanggulangan wabah virus corona (Covid-19) dalam jumpa pers di Balai Kota Jakarta, Jumat (13/3/2020). (INDOZONE/Murti)
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan memberikan keterangan terkait penanggulangan wabah virus corona (Covid-19) dalam jumpa pers di Balai Kota Jakarta, Jumat (13/3/2020). (INDOZONE/Murti)

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah memetakan sebaran potensi penularan virus corona terkait (Covid-19). Hasilnya diperoleh bahwa penyeberannya tidak berada di pemukiman padat penduduk.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan pun menyatakan dan membenarkan hal ini. Ia berkaca pada kasus-kasus yang sudah terjadi selama ini di wilayah Jakarta maupun daerah lainnya.

"Iya dong, di pemukiman, di perkantoran, di tempat tempat hiburan, potensinya ada," kata Anies menjawab pertanyaan Indozone, dalam jumpa pers di Balai Kota Jakarta, Jumat (13/3/2020).

Kendati demikian, Anies tidak menjelaskan dan menjabarkan temuan potensi itu lebih jauh. Namun, terkait itu ia malah berkelakar atau mencontohkan bahwa lokasi atau tempat pertemuan seperti konferensi pers pun ada potensi penyebaran Covid-19.

"Bahkan di tempat press confrence juga ada. Iya ini masalahnya bukan (di lokasinya), tapi apakah ada orang yang memiliki (tertular) Covid-19 tapi tidak sadar, lalu berinteraksi," ungkapnya.

Guna mengantisipasi dan peningkatan penularan virus corona di Jakarta, Gubernur DKI ini meminta warga untuk mengurangi aktivitas di luar rumah dan kontak langsung dengan orang banyak. Jika tidak terlalu penting dan mendesak diminta untuk tetap berkegiatan di rumah seperti biasanya.

"Kalau ada pertemuan hindari bersalaman, berpelukan, bergandengan tangan, karena potensi penularannya tinggi," tambah dia.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan pemetaan terkait potensi penyebaran Covid-19 di Indonesia. Dari hasil pemetaan tersebut, ditemukan potensi sebaran virus terjadi di permukiman tidak padat penduduk.

Pemetaan dilakukan merupakan pola langkah sekaligus mitigasi dalam menanggulangi wabah penyakit yang dimaksud.

"Kami juga temukan bahwa untuk saat ini, mudah-mudahan tidak terjadi sebaliknya, bahwa masih banyak terjadi di pemukiman yang bukan pemukiman kumuh," kata Deputi Gubernur Bidang Pengendalian Kependudukan dan Pemukiman DKI Jakarta, Suharti di Balai Kota Jakarta, Kamis (12/3/2020).

Suharti menyebutkan, temuan itu tidak terjadi di pemukiman padat penduduk. Pasalnya akan sangat berbahaya jika sebaran virus corona terjadi di permukiman padat penduduk karena tidak punya sirkulasi udara baik dan tidak memiliki fasilitas memadai saat isolasi diri.

"Kita ingin memitigasi jangan sampai penularan terjadi ke yang lebih luas. Akan lebih bahaya kalau masuk ke wilayah padat penduduk," tuturnya.

Hingga saat ini data terbaru, jumlah pasien positif virus corona di Indonesia kembali bertambah. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan, jumlah pasien per hari ini, Jumat (13/3/2020) menjadi 69 orang.

 

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X