Karena Diduga Intoleransi, Wakil Kepala Sekolah SMAN 52 Dicopot

- Kamis, 20 Oktober 2022 | 12:07 WIB
Anggota DPRD DKI Ima Mahdiah menyidak SMAN 52 Jakarta Utara. (Instagram/@ima.mahdiah)
Anggota DPRD DKI Ima Mahdiah menyidak SMAN 52 Jakarta Utara. (Instagram/@ima.mahdiah)

Kepala Suku Dinas (Kasudin) Pendidikan II wilayah Jakarta Utara, Purwanto menyebutkan pihaknya telah memberhentikan wakil kepala sekolah yang juga guru di SMAN 52 Cilincing, Jakarta Utara, terkait kasus intoleransi.

Diketahui, seorang guru berinisial E, diduga menjegal seorang siswa nonmuslim dalam pemilihan Ketua OSIS. Eko diduga meminta kepada siswa lain agar tidak memilih siswa nonmuslim tersebut.

"Saya sudah mengeluarkan SK pemberhentian sementara dari jabatan wakil kepala sekolah untuk memudahkan proses selanjutnya," ucap Purwanto saat dikonfirmasi, Kamis (20/10/2022).

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by IMA MAHDIAH (@ima.mahdiah)

Baca Juga: DPRD DKI Ungkap Adanya Dugaan Kasus Guru Larang Murid Pilih Ketua Osis Non Muslim

Lebih lanjut, Purwanto menyerahkan masalah ini kepada Dinas Pendidikan DKI (Disdik) untuk ditindaklanjuti. Nantinya, jika terbukti bersalah, akan ada sanksi tambahan yang akan ditentukan Kepala Dinas Pendidikan DKI, Nahdiana.

"Minimal ada dua aturan yang melandasi melakukan tindakan selanjutnya. Jadi, nanti hukumannya seperti apa, tindakan selanjutnya apa, kita sedang mengkahi relevansi dengan pasal yang ada," tandasnya.

Sebelumnya, Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta, Ima Mahdiah, mengungkapkan, adanya dugaan kasus intoleransi di SMAN 52, Cilincing, Jakarta Utara. Hal itu dituliskan dalam unggahan akun instagram-nya.

Ima menyebutkan, praktik diskriminasi di sekolah tersebut terjadi ketika seorang guru meminta agar siswa tidak memilih Ketua Osis yang berasal nonmuslim. Bahkan, ia mengklaim memiliki rekaman terkait masalah itu.

“Dalam rekaman itu, jelas bahwa guru tersebut mengatakan ,bakal calon kandidat ketua osis nonislam jangan sampai,” ucap Ima dalam unggahannya yang dikutip Rabu 19 Oktober 2022.

“Oknum guru tersebut menyatakan bahwa hal itu dilakukan karena mereka takut jika ketua OSIS yang terpilih bukan siswa muslim, akan condong membuat program OSIS yang tidak pro Islam,” terangnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X