Tepis Isu Sekte di Balik Kematian Sekeluarga di Kalideres, Begini Penjelasan Ahli

- Jumat, 9 Desember 2022 | 22:33 WIB
Rumah satu keluarga yang tewas misterius, di Perumahan Citra Satu Kalideres, Jakarta Barat. (Antara/Walda)
Rumah satu keluarga yang tewas misterius, di Perumahan Citra Satu Kalideres, Jakarta Barat. (Antara/Walda)

Isu kepercayaan aliran tertentu atau sekte hingga apokaliptik, di kasus satu keluarga di Kalideres tewas, ditepis ahli sosiologi agama. Ahli berpendapat, empat orang yang tewas tersebut, tidak menganut sekte tertentu hingga apokaliptik.

Keempat orang yang meninggal dalam satu rumah tersebut yakni Rudiyanto Gunawan (71), Reni Margareta (66), anak dari Rudiyanto dan Margareta yakni Dian Febbyana (42) dan Budiyanto Gunawan (68).

"Kesimpulan saya, mereka bukan penganut sekte apalagi apokaliptik," ujar ahli sosiologi agama, Jumhari dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (9/12/2022).

Baca Juga: Fakta Baru Kasus Sekeluarga Tewas Misterius di Jakarta Barat: Si Anak Meninggal Terakhir

Menurutnya, bukti yang ditemukan polisi pada satu keluarga di kalideres tewas tidak ada yang aneh, termasuk buku-buku lintas agama yang dinilai tidak memiliki keanehan. Buku tersebut dianggap bukan sebagai rujukan menganut sekte tertentu.

"Setelah dilihat dan dibaca buku ini, tidak ada yang aneh, tidak ada yang istimewa, karena buku tersebut buku-buku biasa yang bisa ditemukan, dan bisa dibeli di luar umum,” kata Jumhari.

“Ini saya kira bukan menunjukan bahwa, mereka sedang mengkaji suatu pemahaman sekte tertentu atau keagamaan tertentu," sambungnya.

-
Konferensi pers hasil penyelidikan final Polda Metro Jaya kasus 1 keluarga tewas di Kalideres, Jakarta Barat. (INDOZONE/Samsudhuha Wildansyah).

Sedangkan mengenai dugaan tulisan mantra disebutnya, hanyalah ayat-ayat dari agama tertentu, termasuk ritual yang disebutnya hanya sebagai bentuk aktivitas seseorang yang wajar.

"Saya kira dari bacaan-bacaan yang saya lihat dari barang bukti yang ada, saya berpendapat bahwa mereka adalah orang-orang wajar, orang-orang normal," ujar Jumhari.

"Yang mungkin saja, mereka melakukan ritual keagamaan untuk mendapat kesembuhan, karena mereka sedang sakit, atau juga untuk membantu masalah yang sedang dihadapi, misalnya mencari jodoh atau yang lain," sambungnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X