Perdana Menteri (PM) Selandia Baru Jacinda Ardern secara mengejutkan mengundurkan diri dari jabatannya. Selambat-lambatnya, masa jabatan Jacinda Ardern akan berakhir pada 7 Februari mendatang.
Pengumuman mengejutkan itu dikeluarkannya saat mengonfirmasi pemilu yang akan berlangsung pada Oktober mendatang. Jacinda Ardern pun membeberkan alasannya mengundurkan diri.
Ternyata, dia merasa sudah kehabisan tenaga untuk menunaikan tugas sebagai PM. Dia mengaku tidak menyerah dengan pekerjaannya, tetapi merasa ini waktu yang tepat untuk mundur.
Baca Juga: Sebelum Mualaf, Pemain Rugby Terkenal Ini Akui Pernah 'Main Perempuan'
“Saya pergi, karena dengan peran istimewa seperti itu datanglah tanggung jawab. Tanggung jawab untuk mengetahui kapan Anda adalah orang yang tepat untuk memimpin dan juga kapan Anda tidak. Aku tahu apa yang dibutuhkan pekerjaan ini. Dan saya tahu, bahwa saya tidak lagi memiliki cukup tangki untuk melakukannya dengan adil. Sesederhana itu,” kata Jacinda Ardern, dikutip dari The Guardian, Kamis (19/1/2023).
“Saya manusia, politisi adalah manusia. Kami memberikan semua yang kami bisa selama kami bisa. Dan kemudian saatnya. Dan bagi saya, ini saatnya,” ungkapnya.
Sekadar informasi, Jacinda Ardern adalah PM wanita termuda di dunia ketika terpilih pada 2017 silam. Saat itu, dia baru berumur 37 tahun.
Sejak memimpin, Jacinda Ardern telah melewati masa-masa sulit, seperti pandemi Covid-19, serangan di masjid Christchurch, dan erupsi vulkanik White Island. Dia pun berharap, kepemimpinannya dikenang dengan baik oleh masyarakat Selandia Baru.
Baca Juga: Tegas! Selandia Baru Sahkan Undang-undang Larangan Merokok bagi Kawula Muda
“Saya harap, saya meninggalkan warga Selandia Baru dengan keyakinan, bahwa Anda bisa menjadi baik, tetapi kuat, berempati tetapi tegas, optimistis tetapi fokus. Dan bahwa Anda bisa menjadi pemimpin Anda sendiri –yang tahu kapan waktunya untuk pergi,” ungkap Jacinda Ardern.
